Bojonegoro Pastikan 31 ODR Terpantau Sehat

(Sejumlah Daerah Tingkatkan Kewaspadaan Covid 19)
Bojonegoro,Bhirawa
Kepastian suspect Corona Virus Desease 2019(Covid 19) di Jakarta direspon sejumlah daerah di Jawa Timur dengan melakukan pemeriksaan pada Orang Dengan Resiko(ODR) serta sosisalisasi dan tindakan pencegahan pada masyarakat.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, dr. Ani Pujiningrum, MM., Kes., didampingi Kasdim 0813 Bojonegoro Mayor Inf Hairil Achmad dan Pasi Intel Kapten Inf Suko Maulono, melakukan koordinasi dengan Kepala Unit Kerja Kantor (UKK) Imigrasi Kelas 1 Tanjung Perak, Nugroho Bayu Pamungkas di Kantor Imigrasi yang terletak jalan Patimura Bojonegoro.
Sebelumnya 34 orang warga yang diduga berasal dari Kabupaten Bojonegoro, ternyata ada tambahan satu orang menjadi 35 orang yang baru pulang dari negara terjangkit Novel Coronavirus (COVID-2019) atau biasa disebut virus Corona.
Namun setelah dilaksanakan pengecekan dari data tersebut, ditemukan 4 orang yang berasal dari luar Kabupaten Bojonegoro yakni satu orang dari Tuban, Blora, Gresik dan DIY. Nama ke empat orang tersebut muncul dalam data, karena mereka mengurus paspor dari Bojonegoro.
Pasi Intel Kodim 0813 Bojonegoro Kapten Inf Suko Maulono, menjelaskan bahwa sebagian besar atau sekitar 75 persen warga asal Kabupaten Bojonegoro yang sudah pulang ke Bojonegoro dari Negara terjangkit Novel Coronavirus (COVID-2019) sudah dilaksanakan pengecekan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro bersama Babinsa.
“Hasilnya belum ditemukan indikasi terkena Civd 2019 atau biasa disebut virus Corona. Semua sehat, dan tidak ada kekeluhan. Pemkab dan Kodim terus berupaya mencari, mendata dan melakukan pengecekan,” ungkapnya, kemarin (2/3).
Usai pertemuan, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ani Pujiningrum, langsung membentuk tim untuk bergerak ke wilayah Kecamatan Kedungadem dan Dander. Tim yang menuju Kedungadem, dipimpin langsung Ani Pujiningrum. Sedangkan tim yang melaksanakan pengecekan ke Kecamatan Dander, dipimpin oleh Sekretaris Dinas Kesehatan dr. Ahmad Hernowo.
Secara terpisah, Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Inf Bambang Hariyanto, menyampaikan bahwa pihaknya memerintahkan para Babinsa jajaran untuk membantu Tim Kesehatan dari Pemkab Bojonegoro dalam memantau perkembangan kesehatan warga diwilayah masing-masing.
Sementar Dinas Kesehatan Kota Kediri sejak lama melakukan kewaspadaan virus corona, selain memberikan sosialisasi tentang kewaspadaan, Dinkes secara intens melakukan pemantauan terhadap Orang Dengan Resiko (ODR) terkena virus corona.
Diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kediri Alfan Sugianto, jika antisipasi Virus Corona ini terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Kediri, seperti sosialisasi terhadap masyarakat maupun OPD tentang kewaspadaan virus tersebut.
“Melihat perkembangan di Depok, kita melakukan antisipasi melakukan surveilans epimodologi kasus, kepada orang dengan resiko, orang yang habis melakukan perjalanan dari negara yang terjangkit virus corona, ” kata Alfan.
Menurutnya, setiap hari ada update data dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Dinas Kesehatan provinsi ada notifikasi tentang warga yang habis melakukan perjalanan dari luar negeri secara by name by addres,
“Selajutnya data ini kita follow up dengan melakukan surveyland, kita datangi ke rumah, kita melakukan pemeriksaan, untuk selama 14 hari dan hingga clear tidak ada tanda tanda “terangnya.
Dari pemantaun terhadap ODR ini , Dinas Kesehtan Kota Kediri belum menemukan tanda tanda atau gejala dari virus ini.
“Hingga saat ini hasilnya dari odr yang kita pantau belum ada yang menunjukan gejala , seperti panas, batuk dan lain lain,”tandasnya.
Sementara itu Polresta Kediri dan Pemkot Kediri terkait adanya himbauan yang viral dimedsos tentang aksi borong sembako dan masker , melakukan sidak disejumlah pasar modern dan tradisional untuk mengecek ketersedian sembako dan masker ini.
Kapolresta Kediri AKBP Miko Indrayana mengakui jika terjadi kelangkaan masker disejumlah supermarket dan apotek , namun untuk sembako masih dalam posisi aman.kendati demikian masyarakat tidak perlu panik tentang kelangkaan masker ini.
Sebagai langkah antisipatif, Pemkot Batu melalui Dinas Keseatan (Dinkes) telah mensosialisasikan manajemen penanganan gejala flu ke tempat- tempat wisata dan hotel yang ada di Kota ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg.Kartika Trisulandari mengatakan belum ada instruksi khusus dari Kementerian Kesehatan terkait virus Covid-19. Adapun penyebaran informasi terkait manajemen penanganan gejala flu dilakukan sebagai kewaspadaan dini yang dilakukan Pemkot terkait merebaknya virus Covid-19.
“Tidak hanya ke sejumlah tempat wisata dan hotel, manajemen gejala flu juga kita sebarkan ke sekolah dan pusat keramaian. Selain manajemen gejala flu kita juga sampaikan tentang tata etika berkomunikasi yang sehat seperti etika bersin,” ujar Kartika, Selasa (3/3).
Adapun terkait wisatawan asing yang berkunjung ke Kota Batu, Kartika mengatakan kalau mereka telah dilakukan screening di bandara maupun pelabuhan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung minggu ini rencananya mereka akan mengumpulkan seluruh petugas kesehatan jajarannya untuk mengantisipasi penyebaran virus mematikan itu di Kota Marmer.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinkes Kabupaten Tulungagung, Didik Eka, Selasa (3/3), mengungkapkan pengumpulan petugas kesehatan utamanya di desa dan Puskesmas karena warga Tulungagung mempunyai potensi yang cukup besar tertular virus Covid -19.
“Ada beberapa WNA yang tinggal di Tulungagung. Juga di Tulungagung ada mahasisswa asing,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia, karena mobilitas warga Tulungagung sangat tinggi bepergian ke daerah-daerah yang terpapar virus Covid -19. Termasuk juga jumlah TKI yang cukup besar dan berisiko tertular virus Covid -19.
“Oleh sebab itu perlu segera dilakukan antisipasi dengan tidak membuat masyarakat resah dan ketakutan. Kalau memang ada (yang tertular) segera ditangani sesuai prosedur operating yang ada,” tandasnya.
Didik Eka menyebut, untuk yang pertama kali akan dikumpulkan guna mengantisipasi virus Covid -19 menyebar ke Tulungagung adalah para kepala Puskesmas, petugas promosi kesehatan (promkes) dan petugas balai kesehatan Puskesmas.
Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan para perawat desa yang merupakan ujung tombak Dinkes dalam mengantisipasi orang dalam pengawasan terpapar virus corona.
“Rencananya pengumpulan 32 kepala Puskesmas dan yang lainnya ini akan dilakukan pada Kamis (5/3) besok. Untuk perawat desa kami mengundang sebanyak 162 orang perawat desa yang berperan penting apabila ada TKI atau warga baru pulang dari daerah terpapar virus Covid -19. Merekalah yang melakukan pengawasan dan minimal dua kali sehari memeriksa suhu tubuh orang dalam pengawasan,” paparnya. [Bas.van.nas.wed]