Bojonegoro Siap Sukseskan Swasembada Pangan Nasional

Panen Raya Di BojonegoroBojonegoro, Bhirawa
Untuk kesuksesan swasembada pangan nasional, pemerintah akan memprioritaskan pada pembangunan pertanian. Salah satunya adalah pembangunan Waduk Karangnongko di Kabupaten Bojonegoro agar segera terwujud.
Menanggapi hal itu, Bupati Bojonegoro, Suyoto mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang siap berpartisipasi 10 persen untuk pembangunan Waduk Karangnongko atau sebesar Rp 100 miliar. “Wujudkan swasembada pangan nasional, Bojonegoro siap berpatisipasi 10 persen dalam pembanguan waduk karangnongko yang berada di wilayah barat kota Bojonegoro,” ungkap Bupati Bojonegoro, Suyoto.
Untuk menyukseskan target swasembada pangan di Indonesia ini,  Pemerintah Pusat akan lebih besar sehingga alokasi yang dikeluarkan pemerintah nantinya hanya mencapai Rp 800 hingga Rp 900 miliar lebih. “Rencana untuk pembangunan waduk Karangnongko nantinya akan melalui anggaran dari pusat, provinsi dan Kabupaten,” jelasnya.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas di bidang pertanian di Bojonegoro ini harus didukung oleh beberapa faktor di antaranya adalah ketersediaan air untuk irigasi areal pertanian. “Oleh karenanya selain mengintensifkan pembangunan embung di beberapa titik yang jauh dari aliran sungai Bengawan Solo, faktor lain adalah ketersediaan pupuk di Kabupaten Bojonegoro harus dijamin agar mendukung pada masa musim tanam,” ujarnya.
Selain tersedia harga pupuk diharapkan tidak mengalami lonjakan saat petani kita sangat membutuhkan. Selain beberapa hal tersebut pengolahan tanah menjadi hal penting untuk dimengerti oleh petani Bojonegoro. Perlunya komunikasi dengan tanah dalam rangka meningkatkan hasil pertanian. “Selain itu pemilihan bibit unggul dan pemupukan berimbang serta pengendalian hama juga mutlak di lakukan,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Ahmad Djupari mengatakan, area pertanian di sepanjang Sungai Bengawan Solo seluas 14.889 hektare (Ha) yang tersebar di 101 desa mulai wilayah Kecamatan Margomulyo sampai dengan Kecamatan Baureno. “Sedangkan, produksi padi Bojonegoro di tahun 2014 mencapai 853.237 ton dari luasan areal seluas 150.962 Ha,” kata Djupari kepada Bhirawa,Minggu (25/1).
Dijelaskan, lahan persawahan produktif di wilayah Bojonegoro saat ini mencapai 77.522 hektare. Sawah itu terdiri sawah irigasi teknis seluas 36.151 hektare dan sawah tadah hujan seluas 41.371 hektare. Tidak itu saja, kata dia, dari segi petani juga sudah memiliki kelompok yang selalu menerima arahan dari pemkab melalui penyuluh yang sudah tersedia di masing-masing wilayah. “Faktor penunjang lain adalah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh petani selama proses produksi pangan tersebut. Bojonegoro siap mendukung swasembada pangan,” lanjut Djupari.
Disperta memiliki target pencapaian produksi pangan sebesar hampir satu juta ton pada 2015. Dengan rata-rata produksi 10 ton per hektar atau dua kali lipat dibanding sebelumnya. Target tersebut untuk mendukung pencapaian swasembada pangan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat yang sesuai dengan jumlah lahan pertanian produktif di Bojonegoro. [bas]

Tags: