Bojonegoro Waspada Banjir

banjir-panturaBojonegoro, Bhirawa

Sejak beberapa terakhir, air Bengawan Solo mengalami kenaikan. Meskipun masih di bawah siaga banjir, tapi warga Bojonegoro mulai meningkatkan kewaspadaan. Apalagi hujan deras masih mengguyur sejumlah wilayah di sana.
“Kami mewaspadai kiriman air dari sejumlah wilayah yang membuat debit  air di Bengawan Solo  naik,” ungkap Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Budi Moelyono kepada Bhirawa, Senin (24/2).
Dijelaskan Budi, BPBD Bojonegoro mewaspadai ancaman banjir kiriman Bengawan Solo dari daerah hulu Jateng dan Ngawi yang kemungkinan bisa menambah debit banjir di daerah hilir.  Prinsipnya kalau  di daerah hulu Ngawi tidak terjadi hujan, ketinggian air di Bojonegoro akan turun. Sebaliknya kalau di Ngawi dan sekitarnya terjadi hujan maka Bengawan Solo di hilir Jawa Timur masih akan terus naik.
“Saat ini meski ada peningkatan, air Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro masih di bawah siaga banjir, tapi kami tetap waspada sebab Bengawan Solo di daerah hulu Jateng, juga Ngawi terjadi banjir,” katanya.
Data di BPBD setempat, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro mencapai 12.74 meter (siaga I-13.00 meter), kemarin pukul 12.00. Sedangkan Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota dalam waktu bersamaan juga mengalami peningkatan, meskipun masih di bawah siaga banjir dengan ketinggian 25,75 meter.
Budi  meminta, warga di sepanjang daerah aliran Sungai Bengawan Solo di wilayahnya meningkatkan kewaspadaan, dengan memperhitungkan air banjir di daerah hulu Jateng, juga Ngawi akan turun menambah debit air Bengawan Solo di daerah hilir. “Apalagi kalau terjadi hujan lokal akan semakin menambah potensi debit banjir Bengawan Solo di Bojonegoro,” ujarnya.
Hingga kini, Pemkab Bojonegoro belum mencabut status waspada banjir. “Status waspada banjir memang belum dicabut,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Amir Sahid.
Cuaca yang tidak menentu membuat Pemkab Bojonegoro berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir. Bagi warga Bojonegoro yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo, musim penghujan pada Januari-Maret adalah hari-hari yang kurang mengenakkan. Pada bulan itu, bencana banjir kerap terjadi di 11 kecamatan di Bojonegoro. Mulai dari Kecamatan Kota, Ngraho, Padangan, Purwosari, Kasiman, Kalitidu, Malo, Trucuk, Dander, Kapas, Kanor, dan Baureno.
Sebelumnya BPBD memperkirakan banjir akan datang pada 15-20 Februari. Namun perkiraan itu tidak terjadi. Meski begitu, bukan berarti situasi akan aman karena bencana banjir dan angin ribut dan sejenisnya tetap bisa terjadi.
Bojonegoro memiliki empat bangunan permanen untuk pengungsi, yaitu di areal evakuasi Taman Bahagia di Kecamatan Trucuk, Desa Kebun Agung, Kecamatan Padangan, Kecamatan Kalitidu  dan Jalan Ahmad Yani. Tempat itu bisa menampung 15-20 ribu pengungsi.

Drainase Tuban Rusak
Di Tuban, curah hujan lebat yang mengguyur tidak sampai satu jam pada sejumlah wilayah Senin kemarin mengakibatkan banjir di beberapa titik, utamanya pada sejumlah jalan utama di kota. Bahkan, sejumlah ruas jalan di kawasan Kota Tuban terendam air dengan ketinggian sekitar 30 cm.
Beberapa titik jalan jalur Pantura atau jalan nasional dari arah Surabaya juga terendam. Seperti di Jalan Gajahmada, Jalan Dr Wahidin, Alfalah, dan beberapa jalan lain.  Seperti halnya di Jalan Gajahmada, air menggenang di beberapa titik, termasuk di perempatan Kapur dan di depan SD SidorejoDoromukti.
“Akhir-akhir ini setiap hujan agak lebat sedikit, pasti terjadi banjir. Sejumlah jalan utama juga tergenang sampai setinggi ini,” kata Muhaimin, salah satu warga, Senin (24/2).
Dari pantauan Bhirawa, banjir datang bersamaan dengan para pelajar pulang sekolah. Para siswa SD itupun harus menerjang ketinggian air menggunakan sepeda angin. Demikian halnya yang dijemput orangtuanya menggunakan motor, terpaksa harus melintasi genangan air yang tingginya hampir mencapai lutut orang dewasa itu.
Beberapa kendaraan besar, termasuk truk, mobil, dan sebagainya dari luar kota atau dari arah Surabaya yang melintas juga harus melewati genangan air ini. Kendaraan itu melaju pelan lantaran jalan sudah tidak terlihat sama sekali karena terendam air.
Beberapa warga di lokasi menyampaikan, genangan air ini terjadi akibat drainase atau saluran air tidak mampu lagi menampung volume air saat hujan lebat mengguyur. Apalagi, posisi di depan sekolah dasar dan juga Balai Desa Doromukti, Kecamatan Kota, Tuban itu datarannya lebih rendah ketimbang jalan raya di sebelah timur atau di sebelah baratnya.
“Meski jalan di sini rendah, kalau memang drainase atau saluran airnya dikelola dengan baik tentunya tidak sampai banjir seperti ini. Semoga ada pejabat yang melintas di sini sehingga tahu kondisi yang ada,” keluh Ali, seorang mahasiswa yang harus menuntun motornya melintasi banjir
Terkait dengan keluhan dan harapan warga Kota Tuban ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Tuban belum bisa dikonfirmasi. Salah satu staf PU setempat mengatakan kalau kepala dinas  tidak berada di tempat karena tengah melakukan ibadah umroh.  [bas.hud]

Rate this article!
Bojonegoro Waspada Banjir,5 / 5 ( 1votes )
Tags: