Boleh Investasi, Tapi Harus Jaga Lingkungan Kab.Lamongan

Bupati Fadeli melakukan sidak pada PT Bumi Menara Internusa (BMI) terkait pengelolaan limbah. [Suprayitno/bhirawa]

Lamongan Bhirawa
Bupati Fadeli mewanti-wanti investor yang mendirikan perusahaan pengolahan hasil laut di Lamongan agar menomorsatukan pelestarian lingkungan hidup. Bupati menegaskan, meski saat ini Pemkab Lamongan tengah getol mendatangkan investor ,namun masalah lingkungan tetap nomor satu.
Sebagai bentuk komitmen Pemkab Lamongan atas keselamatan lingkungan, Senin(2/10) Fadeli mendatangai pusat pengolahan limbah salah satu industri pengolahan hasil pertanian.
Fadeli mengawasi danĀ  memastikan PT Bumi Menara Internusa (BMI),yang mebolah hasil udang telah membuang dan mengolah limbah dengan benar.
Perusahaan pengolahan hasil laut yang berada di Kecamatan Deket itu menunjukkan fasilitas pengolahan limbahnya bekerja maksimal kepada Fadeli dan rombongan. Termasuk memperlihatkan air hasil pengolahan limbah yang bisa menjadi habitat hidup ikan.
“Lamongan memang sedang getol memberikan berbagai fasilitas agar investor mau menanamkan modal di Lamongan sehingga bisa memberi kesejahteraan. Namun bukan berarti perusahaan ini bisa tidak peduli dengan pelestarian lingkungan hidup, ” ujarnya saat didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup M Fahrudin Ali Fikri dan Direktur PDAM M Maksum.
Karena itu di berharap industri pengolahan lain agar menerapkan pengolahn limbah yang benar. Sehingga perusahannya jalan, masyarakatnya sejahtera dan lingkungannya tetap terjaga.
PT BMI ini memang memiliki potensi limbah cair yang jika tidak dioalah dengan benar bisa mencemari lingkungan. Setiap hari, perusahaan yang menyerap 3 ribu tenaga kerja lokal ini membutuhkan 80 ton udang.
Di sisi lain, investor pengolahan ikan ini menunjukkan promosi yang dilakukan Pemkab Lamongan agar investasi yang masuk sesuai dengn sektor unggulan Lamongan cukup sukses. Lamongan memproduksi ikan lebih dari 1 juta ton setiap tahunnya.
Saat ini investasi baru sedang digiring pada pengolahan pertanian, terutama jagung. Karena produksi jagung Lamongan menunjukkan lompatan usai diterapkannya pertanian modern secara masif.
Tahun lalu, total produksi jagung baru di angka 372.162 ton. Sedangkan sampai dengan Agustus 2017, produksi jagung sudah melebihi 500 ribu ton.
Sejak 2011, realisasi invetasi di Lamongan melalui skema Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) sudah menembus angka Rp 23, 2 triliun.(yit)

Tags: