”Bom Meletus”, Puluhan Siswa itu Berguguran

80 sisiwa SMATAG Surabaya menggelar aksi teatrikal dalam peringatan hari pahlawan yang setiap tahun jatuh pada 10 November. [adit hananta utama]

80 sisiwa SMATAG Surabaya menggelar aksi teatrikal dalam peringatan hari pahlawan yang setiap tahun jatuh pada 10 November. [adit hananta utama]

Peringatan Momentum 10 November SMATAG Surabaya
Surabaya, Bhirawa
Suasana genting terjadi saat pagi di SMA 17 Agustus (SMATAG) Surabaya, Selasa (8/11) kemarin. Suara tembak berbalas-balasan, bom berdentum dan puluhan siswa berceceran jatuh. Para siswa gugur setelah perang itu pecah di halaman sekolah tempat mereka belajar sehari-hari.
Situasi yang sedemikian rupa gentingnya merupakan hasil dari penghayatan dan skenario teatrikal para siswa. Bukan peperangan sebenarnya yang ingin mereka suguhkan, melainkan refleksi perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa raganya demi bangsa. Momentum itu setiap tahun diperingati bangsa Indonesia sebagai hari pahlawan tepat pada 10 November.
“Cara ini dipilih untuk menumbuhkan rasa cinta peserta didik kepada Tanah Air dan para pahlawan yang sudah berjuang,” tutur Kepala Kepala SMATAG Prehantoro. Teatrikal itu, lanjut dia, merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Pahlawan. Untuk menyukseskannya, sedikitnya ada 80 siswa terlibat dalam refleksi 10 November yang terlibat.
Beberapa adegan yang diperagakan para siswa yakni dimulai dari keluarnya selebaran ultimatum tentara penjajah kepada rakyat Surabaya. Ultimatum itu ditentang hingga terjadilah peristiwa pertempuran yang menewaskan Brigadir Jenderal Mallaby.
Dengan aksi ini, Prihantoro berharap para siswa SMA selalu ingat perjuangan para pahlawan. Sehingga, mampu menumbuhkan rasa kebangsaan yang besar. “Kami ingin siswa bisa menghayati dan merasakan perjuangan untuk merebutkan kemerdekaan dari tangan penjajah,” terangnya.
Selain aksi teatrikal, lanjut Prehantoro, siswa SMATAG akan diajak tabur bunga di makam Bung Tomo. Dan juga ada pagelaran wayang kulit dalang cilik dari Sanggar Baladewa Surabaya yang bertema kepahlawanan, serta kegiatan-kegiatan lain.
M. Regil Ervinosa, salah satu aktor dalam teatrikal itu mengatakan, kesan yang didapat ketika mengikuti drama kolosal ini adalah sebuah kebanggaan. “Bangga, seru, bisa menyajikan peristiwa bersejarah. Ini sekaligus mengenang sejarah bangsa dan menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan pelajar,” terangnya.
Dalam aksinya, Regil dan teman-temannya berlaga dalam teatrikal itu selama kurang lebih 15 menit. Proses latihan membutuhkan waktu sekitar satu minggu. “Hampir setiap hari latihan untuk mematangkan konsep. Alhamdulillah kegiatan sukses,” ungkap siswa kelas 12 ini.
Siswa lain, Yuriska Adella, berharap generasi muda tidak menyia-nyiakan perjuangan para pahlawan dan tidak melupakan sejarah. “Lewat teatrikal ini, sedikit banyak menjadi tahu susahnya berjuang melawan penjajah. Kita harus mampu menghargainya,” ujar siswa yang berperan menjadi perawat ini.[tam]

Tags: