Bondowoso Jadi Percontohan Sertifikasi Organik Internasional

Temu Lapang Petani sebagai upaya yang dilakukan Pemkab Bondowoso untuk terus meningkatkan Produktifitas Pertanian. (samsul tahar/bhirawa)

Temu Lapang Petani sebagai upaya yang dilakukan Pemkab Bondowoso untuk terus meningkatkan Produktifitas Pertanian. (samsul tahar/bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Kerja keras Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni untuk mengembangkan Pertanian Organik selama 8 tahun sejak menjabat 2008 lalu kini membuahkan maksimal, karean Kabupaten Bondowoso terpilih menjadi salah satu dari 3 Kabupaten di Indonesia yang akan difasilitasi untuk mendapat sertifikasi organik internasional.
Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Hindarto mengatakan, terpilihnya Bondowoso sebagai Kabupaten percotohan, tak lepas dari suksesnya program Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) yang dijalankan sejak 2008 silam. Tercatat ada 35 ribu hektar lebih lahan di Bondowoso yang telah menggunakan pupuk organik. 70 hektar diantaranya telah memiliki sertifikat organik murni dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS).
“Kita akan menuju sertifikasi organik internasional. Tidak banyak Kabupaten yang akan difasilitasi Kementerian, tercatat hanya ada 3 yakni Bondowoso Bandung dan Boyolali. Kita akan ikut sertifikasi Internasional Biocert, Internasional Control Union dan Institute for Marketecology (IMO),” kata Hindarto kepada Bhirawa kemarin.
Dikatakan Hindarto, dengan ada sertifikat organik internasional ini, akan semakin membuka peluang bagi Bondowoso untuk melakukan ekspor produk organik utamanya beras ke berbagai negara. Selama ini, beras organik asal Bondowoso hanya mampu bersaing di pasar Nasional.
“Yang pasti ini membuka peluang ekspor. Selain itu, kita juga akan terus melakukan konversi lahan organik di Bondowoso. Tahun ini ada 40 hektar yang akan kita konversi menjadi lahan murni organik,” ungkapnya.
Konsumsi pangan organik meningkat.
Data Dinas Pertanian Bondowoso menyebut produksi beras organik yang dihasilkan 70 hektar lahan padi bersertifikat mencapai 350 ton beras organik murni pertahun. Sementara menurut Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Hindarto permintaan pasar bisa mencapai 1.000 ton per tahun.
“Animo masyarakat yang mengkonsumsi pangan organik semakin meningkat dan itu membuat kami kewalahan. Stok beras organik setiap tahun selalu habis. Kalau dilihat rata – rata perhektar bisa menghasilkan 5,5 ton beras organic,” papar dia.
Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu daerah penghasil beras organik murni di Jawa Timur. Tak hanya beras, melalui program Bondowoso Pertanian Organik yang dicanangkan 2008 lalu, berbagai komoditi sayuran buah hingga palawija juga telah menganut sistem pertanian organik. [har]

Tags: