Bondowoso Jadi Pusat TemuLapangKopiNasional

Bupati-Amin-saiod-Husni-didampingi-para-Bupati-dan-perwakilan-Propinsi-dilihat-menyaksikan-langsung-penbgelolaan-kopi-di-Puslit-Koka-Andungsari-Bondowoso.

Bupati-Amin-saiod-Husni-didampingi-para-Bupati-dan-perwakilan-Propinsi-dilihat-menyaksikan-langsung-penbgelolaan-kopi-di-Puslit-Koka-Andungsari-Bondowoso.

Bondowoso, Bhirawa
Setelah sukses pengembangan kopi rakyat jenis arabika dengan mampu menembus pasar ekspor sejak tahun 2011 lalu, Kabupaten Bondowoso dipilih oleh Dirjen Perkebunan kementerian Pertanian untuk menjadi pusat temu lapang kopi nasional 2016 yang dipusatkan di Desa Andungsari Bondowoso, Selasa (10/5) kemarin.
Acara yang bertajuk Inovasi Pengelolaan Kopi Berkelanjutan dalam mengantisipasi Perubahan Iklim dan degradasi kesuburan tanah menggunakan bahan tanaman kopi super tersebut selain dihadiri Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni selaku tuan rumah, juga tampak hadir Direktur Puslit Koka Dr Ir Misnawi, Dirut PT Riset Perkebunan Nusantara Dr Teguh Wahyudi M Eng, Bupati Sumba Tengah NTT Drs Umbu S Pateduk, Kepala Balai Besar Pembenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (B2P2TP) Ardi Praptono SP, Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Jatim, Jateng, NTB, Jabar, NTT, NTB, Bali, Lampung, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Aceh. Pelaku usaha perkopian, kelompok tani kopi.
Selain itu tampak hadir mendampingi Bupati Bondowoso Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bondowoso Ir Muhammad Erfan, para Kepala SKPD se Bondowoso serta para kelompok tani kopi yang ada di Bondowoso.
Dalam Sambutannya, Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni mendeklarasikan Bondowoso sebagai Republik Kopi, deklarasi ini menurut Bupati Karena Bondowoso adalah penghasil kopi yang cukup besar dengan kualitas yang bisa bersaing dengan kopi daerah lain diharapkan dengan menjadi republic kopi akan meningkatkan ekspor.
Harapan ini menurut Bupati karena sejak tahun 2011 lalu produk kopi rakyat Bondowoso atas dukungan semua pihak diantaranya Perhutani, BI Jember, Puslit Koka dan lainnya sudah mampu menembus pasar aekspor dengan luas lahan 7000 hektar di Perhutani dan 5500 hektar pada lahan milik rakyat. “Ke depan atas dukungan Perhutani kita akan menambah lahan lagi sebanyak 10 ribu hektar dengan tentu menjada kuantitas dan kualitas produksi agar bisa bersaing dengan kopi daerah lain.
Sementara itu, Dr Ir Misnawi selaku Direktur Puslit Koka dalam sambutannya menyampaikan jika kegiatan rutin ini untuk mendukung program pemerintah pusat dalam hal kopi nasional, disamping itu temu lapang itu menjadi kegiatan rutin secara nasional, sehingga para petani kopi akan mendapat pembinaan dan sosialisasi untuk peningkatan kualitas khususnya bibit yang cocok untuk perubahan iklim. “Selain kita berkumpul dan berkonsolidasi, forum ini juga menjadi forum sosialisasi terkait adanya varietas baru berupa bibit super yang cocok untuk perubahan iklim,” katanya.
Selanjutnya, Dirjen Perkebunan Kemeneterian Pertanian Ir Gamal Nasir dalam sambutannya mengungkapkan jika upaya pemerintah untuk menciptakan kedaulatan Pangan secara nasional harus didukung semua pihak khususnya daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan kopi, hal ini harus terus dilakukan dalam menghadapi era pasar bebas yang mengharuskan semuanya selain menjaga kuantitas produksi juga harus menjaga kualitas agar bisa bersaing. “Segala upaya ini adalah dalam rangka mendukung upaya pemerintahan Jokowi JK dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya petani kopi,” ungkapnya.
Selanjutnya para undangan yang terdiri dari para Bupati dan perwakilan beberapa propinsi ditunjukkan bibit super kopi yang siap untuk menghadapi perubahan iklim dan peningkatan produksi dan dilakukan penanaman secara simbolis untuk memulai penggunaan bibit super tersebut. [har]

Tags: