Bonek 1927 Kecam Wapres Cabut SK Pembekuan

Arek-Bonek-menolak-tindakan-Wapres-Jusuf-Kalla-yang-mengarah-pada-upaya-pencabutan-SK-pembekuan-PSSI-Senin-malam-di-Wisma-Eri-Irianto.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]

Arek-Bonek-menolak-tindakan-Wapres-Jusuf-Kalla-yang-mengarah-pada-upaya-pencabutan-SK-pembekuan-PSSI-Senin-malam-di-Wisma-Eri-Irianto.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Para suporter Persebaya 1927 (Bonek) menolak tindakan Wakil Presiden Jusuf Kalla bakal dicabutnya pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Bonek 1927 menilai JK telah mencederai nilai-nilai dalam Revolusi Mental dan Nawa Cita yang selama ini menjadi cita-cita pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, JK tidak satu suara dengan Jokowi dan menterinya dalam memutuskan pembekuan PSSI. Arek Bonek 1927 merasa kecewa dengan sikap  JK yang mendesak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk mencabut pembekuan PSSI. Ratusan pendukung Persebaya 1927 berjuluk Bajul Ijo ini berkumpul di Wisma Eri Irianto atau bekas markas klub Persebaya 1927, Jalan Karanggayam, Senin (25/5) malam.
” Tindakan Wakil Presiden Jusuf Kalla berkonspirasi melindungi mafia sepak bola jelas mencederai bangsa Indonesia. Kita patut berduka, karena Wakil Presiden sudah terpengaruh oleh antek-antek PSSI,” kata Andi Peci selaku koordinasi aksi.
Menurut Andi yang juga selaku Presidum Arek Bonek 1927 mengaku kecewa dengan sikap JK yang menekan-nekan Menteri Olahraga Imam Nahrawi untuk mencabut pembekuan PSSI. Padahal, tambahnya, pembekuan PSSI merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu agar sepak bola lebih sehat dan bermartabat. ” Anehnya, kenapa JK tidak sependapat dengan Menpora dan Presiden. ada apa ini? harusnya kan satu suara,” ujar Andi.
Terhadap persoalan ini, Arek Bonek 1927 menyatakan sikap tetap mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo dan Imam Nahrawi membenahi sepak bola  menjadi lebih baik, sehat dan bermartabat. Selain itu, dia juga mendukung Presiden  dan Menpora memberantas mafia sepak bola di Indonesia, serta menolak tindakan JK yang mengarah kepada upaya pencabutan surat keputusan pembekuan PSSI.
Seharusnya, kata Andie,  JK patuh pada Presiden yang mendukung Menpora membekukan PSSI, bukan malah patuh pada antek-antek PSSI. ” Siapa yang patut dituruti, Presiden atau wakil Presiden? ” tanya andi.
Menpora Imam Nahrawi membekukan PSSI sejak April 2015 lalu. Pada Senin, 25 Mei 2015, JK mengatakan bahwa pemerintah akan mencabut pembekuan itu untuk menghindari sanksi dari badan sepak bola dunia yakni FIFA.
Menurut Andie, Arek Bonek 1927 menolak tegas intervensi JK. Mereka mendukung sepenuhnya kebijakan Menpora, yang telah disetujui oleh Presiden, dan bahkan siap untuk mem-backup-nya. ” Kami dukung kebijakan politik Jokowi untuk membenahi sepak bola nasional ke depan,” tambahnya.
Pembenahan itu setidaknya ada dua hal, yaitu pembenahan di sistem dan kepengurusan PSSI. “Kepengurusan PSSI saat ini mayoritas dihuni orang-orang lama yang sempat terkena kasus korupsi,” tandasnya.
Selain itu, Arek Bonek 1927 menganggap bahwa JK sudah dipengaruhi PSSI. Terbukti dengan adanya beberapa pertemuan yang digelar sebelumnya antara keduanya. “Kami menduga ada relasi politik antar keduanya, sehingga keputusannya tidak sama dengan Presiden. Pertemuan JK sama PSSI itu sudah dua kali pertemuannya,” sambungnya.
Andie mengaku telah menghubungi Imam Nahrawi untuk memberikan dukungan agar tidak mencabut pembekuan PSSI. ” Kita tetap mendukung Menpora, dan kami menelpon langsung Pak Imam untuk tetap konsisten,” tambah Andi.
Ratusan pendukung Persebaya 1927 yang tidak diakui PSSI itu menyanyikan beberapa yel-yel Bonek dan sumpah Bonek 1927 sambil membentangkan spanduk bertuliskan ‘Dukung Menpora, Sehatkan Sepak Bola Indonesia #Bonek melawan’. (geh)

Tags: