Bonus Demografi Jatim Harus Dikelola Secara Maksimal

DPRD Jatim, Bhirawa
Tahun 2018 Pemprov Jatim diprediksi mengalami ledakan populasi penduduk usia produktif. Kondisi itu menjadi bonus demografi bagi Jawa Timur yang akan berdampak positif bila dikelola secara maksimal. Hal itu disampaikan anggota DPRD Jatim daerah pemilihan IX yang meliputi Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. Agus Maimun.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) DPRD Jatim ini mengungkapkan, penduduk Jawa Timur yang berusia 15-64 tahun mencapai 29, 74 persen. Rentang usia tersebut masuk kategori  usia produktif yang akan menjadi kekuatan sosial secara teritorial bagi Jawa Timur.
“Besarnya usia produktif di Jatim menjadi bonus demografi yang bisa berdampak positif bagi pembangunan,” tutur Agus Maimun, Kamis (9/11).
Anggota Komisi B DPRD Jatim ini mengingatkan, sebaliknya, bonus demografi yang dimiliki Jatim bisa menjadi bencana sosial kalau tidak dikelola dengan baik. Pasalnya, penduduk usia produktif itu kalau tidak disalurkan bisa menjadi potensi kerawanan sosial yang bisa mengarah pada tindak kriminalitas.
Karena itu, Agus berharap Pemprov Jatim harus memperbanyak sekolah vokasi atau yang berbasis kejuruan, sehingga lulusannya punya bekal ketrampilan yang bisa dipergunakan untuk memasuki dunia kerja.
“Para pemuda harus dibekali dengan ketrampilan, dengan begitu mereka bisa masuk dalam bursa kerja atau menjadi enterpreneur,” beber Ketua Karang Taruna Jatim ini.
Politisi muda PAN ini juga mendorong agar Pemprov Jatim memperhatikan sektor Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM) dan industri kreatif berbasis massal.  Karena itu dirinya berharap Pemprov memfasilitasi adanya desa wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Menurut Agus, desa wisata tersebut kalau dikelola secara maksimal akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Masyarakat bisa mengembangkan usaha wisata kuliner dan oleh-oleh. Para pemuda juga bisa menjadi pemandu wisata dan mengelola parkir yang nantinya juga akan bermuara pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
“Konsep desa wisata sangat tepat untuk memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi wisata. Mereka bisa mendapatkan penghasilan dan memberdayakan ekonomi masyarakat,” imbuh Agus.
Politisi asal Tuban ini juga punya harapan besar pelabuhan perikanan yang ada di Tuban fungsinya di perluas tidak sekedar menjadi pelabuhan penangkapan ikan. Tapi juga dikembangkan menjadi fungsi ekonomis lainnya yang bisa mengasilkan keuntungan bagi masyarakat di sekitar pelabuhan.
Agus menilai, pelabuhan perikanan itu bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata air bagi keluarga dengan sejumlah fasilitas pendukung tentunya, seperti permainan bagi anak-anak, pusat perbelanjaan bahkan bioskop dan tentunya pusat jajanan atau kuliner.
“Saya kira konsep WBL di Lamongan bisa dikembangkan di Tuban maupun Bojonegoro. Saya kira potensi di Tuban dan Bojonegoro juga tak kalah dengan Lamongan, ” pungkas Agus Maimun. [cty]

Tags: