Bonus Paragames Sama dengan Atlet SEA Games

Bonus atletJakarta, Bhirawa
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan besaran bonus yang akan diterima peraih medali pada ASEAN Paragames 2015 sama besarnya dengan atlet yang medali pada SEA Games 2015 di Singapura.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto di Jakarta, Rabu mengatakan, sesuai dengan rencana pemberian bonus kepada atlet yang meraih medali pada kejuaraan khusus atlet difabel ini akan dilakukan pada awal tahun depan.
“Besarnya bonus sama dengan peraih medali SEA Games. Rencananya bonus akan diterima awal tahun depan karena sejak 15 Desember ini sudah tutup buku,” katanya di Kantor Kemenpora Jakarta.
Jika besaran bonus yang diterima paralimpian sama dengan peraih medali SEA Games maka besarannya adalah Rp200 juta untuk peraih medali emas, Rp50 juta untuk perak dan Rp25 juta untuk perunggu. Bonus juga diberikan kepada pelatih yang mendampingi atlet peraih medali.
Pada ASEAN Paragames 2015 gagal mempertahankan predikat juara umum dan hanya mampu menjadi runner up. Thailand pada kejuaraan dua tahunan itu menjadi yang terbaik. Sedangkan Indonesia hanya mampu mengemas 81 emas, 74 perak dan 63 perunggu.
Djoko Pekik menegaskan, gagalnya Indonesia menjadi juara umum dikarenakan beberapa cabang olahraga yang diikuti tidak sesuai target yaitu atletik, ten pin bowling, catur, menembak, panahan, cerebral palsy football, renang dan tenis meja. Sedangkan yang sesuai target adalah goalball dengan satu perunggu.
“Yang melebih target adalah bulu tangkis dan angkat berat. Bulu tangkis ditargetkan enam emas justru meraih delapan emas. Angkat berat target empat mendapatkan lima emas,” kata Djoko menegaskan.
Meski tidak memenuni target, atlet tetap menjadi lumbung utama kontingen Indonesia untuk mengumpulkan medali dengan 27 emas 24 perak dan 16 perunggu. Berikutnya renang dengan 17 emas 17 perak 16 perunggu, tenis meja 15 emas 13 perak 10 perunggu. Catur sembilan emas 10 perak enam perunggu, bulu tangkis ?delapan emas, empat perak tujuh perunggu, angkat berat lima emas dua perak dua perunggu.
Adapun peraih medali terbanyak adalah Musa Caru Bala (renang) dengan empat emas satu perak, Setiyo Budi Hartanto (atletik) empat emas, Jendi Pangabean (renang) tiga emas dua perak satu perunggu, Ngaimin (renang) tiga emas dua perak dan Martin Losi (atletik) tiga perak satu perak.
Indonesia pada ASEAN Paragames 2015 menargetkan 105 medali emas. Hanya saja target tersebut tidak terpenuhi karena beberapa hal termasuk karena adanya regulasi baru sehingga peluang untuk merebut 10 medali emas dari renang pupus.
“Singapura menggunakan standar classifier yang direkomendasikan langsung oleh International Paralympic Committee. Salah satu yang sangat kentara adalah hasil klasifikasi terletak pada cabang renang. Ada rekomendasi dari International Sport Federation for Persons with Intellectual Disability (INASFID). Ada 10 atlet renang kita tidak lolos kualifikasi karena tidak mempunyai record (catatan) sejak kapan menderita tuna grahita. Deteksi record mulai umur 3 tahun,” kata CDM Indonesia, Faisal Abdullah.
Demi mengantisipasi kejadian seperti di Singapura, pemerintah akan terus berusaha meningkatkan pendidikan bagi classifier agar tidak ada lagi kesalahan dalam indentifinasi klasifikasi kecatatan. Selain itu juga akan berusaha menyelaraskan kebutuhan anggaran terkait pengiriman dan pelatihan atlet. [ira.ant]

Tags: