BOR Tinggi, Tingkatkan Ketersediaan Ruang Isolasi

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa Bersama Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau RSLI, Surabaya, Senin (21/6).

Covid-19 Varian Delta Ditemukan 19 Kasus
Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemerintah terus berupaya maksimal melakukan mitigasi terhadap peningkatan kasus Covid-19. Tak terkecuali Pemprov Jatim yang mendorong pemerintah daerah agar terus memperhatikan ketersediaan ruang isolasi termasuk ruang ICU bagi penderita Covid-19.
Hingga kemarin, Bed Occupancy Rate (BOR) di Jatim telah mencapai 57 persen. Kendati jauh lebih rendah dari provinsi lain di Jawa, antisipasi tetap harus dilakukan. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan, ada kenaikan dari BOR baik di ruang ICU maupun ruang isolasi. Kenaikan ini terjadi di beberapa kabupaten /kota dan Pemprov sudah melakukan kategorisasi. Bahwa ada kategori yang gawat berarti BOR-nya sudah di atas 80 persen, sedangkan yang merah di atas 60 persen.
“Klasifikasi ini untuk menyiapkan kontinjensi plain yang diikuti action plain. Salah satunya berupa penambahan ruang isolasi OTG di eks Kantor BPWS di food court ketiga. Berarti kalau di situ buka, yang siap menampung 100 bed tambahan,” ujar Khofifah saat menampingi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Efendy.
Rencanan pengembangan juga dilakukan untuk Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dengan jumlah 50 sampai 70 tempat tidur. Di Ngawi, kemarin juga telah dilakukan visitasi pengembangan RS darurat. “Beberapa kita mengordinasikan dengan bupati / wali kota untuk menambah tempat tidur ruang isolasi. Termasuk di RSUD Syam Rato Ebu Bangkalan yang awalnya 70 kini telah menjadi 229 tempat tidur,” ujar Khofifah.
“Tentu kita tidak berharap pengembangan ini kemudian terisi penuh. Tetapi ini adalah kesiapsiagaan yang harus dilakukan kita semua,” sambung Khofifah.
Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy menuturkan, pada bulan Juni tahun lalu terjadi ledakan kasus di Jatim terutama di Surabaya. Hal itu menjadi pengalaman berharga bagi pemerintah dan kenyataanya Pemprov Jatim dalam menangani kasus relatif cukup mudah. “Kami berterimakasih kepada jajaran kepada Forkopimda, sepanjang pengamatan kami pelaksanaan penyekatan di Suramadu juga telah sesuai SOP. Prinsipnya kuasai lapangan jangan hanya rapat dari meja ke meja,” pesan Menko PMK.
Terpisah, Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim dr Jhoni Wahyuhadi menjelaskan, saat ini telah terjadi penambahan jumlah kasus varian delta di Jatim. Total hingga saat ini mencapai 19 kasus yang telah rampung dilakukan genom sequencing. Dari 19 kasus tersebut, 18 merupakan varian delta strain India dan satu kasus varian Indonesia.
“Baik di Bangkalan maupun di Bojonegoro telah ditracing dan identifikasi sehingga bisa dites yang kontak erat,” ujar Jhoni. Mereka yang telah dideteksi sebagai varian delta, telah di rawat di sejumlah rumah sakit. “Pisah-pisah, ada yang di Al Irsyad, ada yang di RSUD Soetomo, RS Darurat,” ujar dia.
Joni mengungkapkan, varian baru yang masuk jenis varian delta ini memiliki ciri penularan lebih cepat. Dengan begitu, penambahan kasus semakin banyak dan angka kematiannya juga bisa lebih tinggi. “Karena perjalanan Covid-19 varian baru ini cepat sekali,” ujar dia. [tam]

Tags: