Bosch Catat Pertumbuhan Penjualan Naik Hampir 5 Persen

Bosch siap kembangkan Internet of Things (IoT) dan mobility solutions.

Surabaya, Bhirawa
Bosch, perusahaan penyedia teknologi dan layanan global terkemuka, mengakhiri tahun fiskal 2018 dengan nilai penjualan terkonsolidasi sebesar Rp14,09 triliun rupiah (839 juta euro) di seluruh Asia Tenggara, naik hampir 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Presiden Bosch di Asia Tenggara, Martin Hayes mengungkapkan sepanjang 2018, Internet of Things (IoT) dan mobility solutions mendominasi permintaan di seluruh Asia Tenggara. Di Bosch, pihaknya terus memperluas jangkauan solusi di sektor ini dengan menyelesaikan beberapa proyek ikonik dan memulai inisiatif baru.
“Kami juga mulai melihat hasil positif dari berbagai inovasi Industri 4.0 (I4.0) yang telah diedarkan sebelumnya, dengan proyek-proyek utama yang menghasilkan visibilitas dan permintaan lebih besar untuk solusi kami. Singkatnya, fokus strategi kami pada konektivitas mulai terbayarkan,” terangnya, Minggu (9/6).
Martin menambahkan saat ini Bosch telah mempekerjakan sekitar 10 ribu karyawan di Asia Tenggara, dengan 1.380 di antaranya bekerja pada bidang riset dan pengembangan. Sementara dampak positif dari I4.0 telah mendorong pertumbuhan, dengan banyak proyek I4.0 terdahulu yang kini telah beroperasi, Bosch mengantisipasi makin ramainya perusahaan yang akan mengikuti langkah dalam menyongsong transformasi digital.
“Bosch telah membangun pengalaman manufaktur selama puluhan tahun dan mampu membuktikan manfaat dari solusi I4.0 di pabrik-pabriknya sendiri di seluruh Asia Tenggara. Kontrol pabrik yang lebih cepat, lebih efisien dan fleksibel mendorong pemaksimalan hasil,” jelasnya.
Dengan solusi Industri 4.0 dari Bosch, ketersediaan mesin hingga 15 persen lebih tinggi dapat terlaksana, kinerja produksi mencapai 5 hingga 10 persen lebih tinggi serta mengurangi downtime hingga 20 persen.
Selain itu Bosch telah mendukung beragam klien dalam hal konsultasi dan perencanaan strategis untuk program penyebaran I4.0. Tahun lalu di Singapura, Bosch bermitra dengan Singapore Polytechnic untuk mendirikan laboratorium di kampus tersebut, dengan tujuan mendorong implementasi I4.0 dan cetak biru kota pintar Singapura.
Pada 2018, Bosch juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan para mitra, seperti Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (DVET) dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) di Vietnam guna mengembangkan kurikulum I4.0 bagi institusi pendidikan serta pelatihan teknik dan kejuruan (TVET) di sana.
Di Malaysia, Bosch merupakan salah satu dari lima mitra Digital Transformation Lab (DTL) Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), yaitu badan utama yang bertugas menggerakkan ekonomi digital di Malaysia.
Tahun lalu, MDEC meluncurkan Program Akselerasi Transformasi Digital (DTAP) untuk memanfaatkan keahlian DTL dalam membantu para pelaku usaha memanfaatkan teknologi digital, serta memberikan perusahaan-perusahaan Malaysia sebuah pendekatan terstruktur untuk menghadapi transformasi digital, melanggengkan bisnis mereka di masa depan dan tetap kompetitif. [riq]

Tags: