BPBD Berharap FPRB Mampu Berinovasi dalam Pengurangan Risiko Bencana

Kalaksa BPBD Jatim yang diwakilkan Sekretaris BPBD Jatim, Erwin Indra Widjaja menutup jambore dan rakornis FPRB Jatim, Minggu (19/9).

Penutupan Jambore dan Rakornis FPRB
BPBD Jatim, Bhirawa
Kalaksa BPBD Jatim, Budi Santosa yang diwakilkan Sekretaris BPBD Jatim, Erwin Indra Widjaja menutup jambore dan rakornis FPRB Jatim, Minggu (19/9). Atas pelaksanaan ini, BPBD Jatim mengapresiasi peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jatim dalam penanganan kebencanaan.

Erwin mengapresiasi terlaksananya jambore dan rakornis FPRB Jatim yang digelar selama 3 hari di Obis Camp, Trawas, Kabupaten Mojokerto. Pihaknya menjelaskan bahwa FPRB merupakan mitra terdekat Pemerintah, dalam hal ini adalah BPBD Jatim. Pihaknya pun berharap FPRB Jatim dapat berinovasi dalam hal kebencanaan.

“Kami berharap FPRB berani dalam penetrasi dan inovasi yang kreatif dalam hal kebencanaan. Terutama dalam hal yang berkaitan dalam upaya pengurangan risiko bencana,” ungkap Sekretaris BPBD Jatim, Erwin Indra Widjaja.

Selain jambore, sambung Erwin, perlu dibentuk kegiatan lain untuk memperkuat sinegritas dalam urusan pengurangan resiko bencana. Sebab pencegahan dan penanganan bencana tidak bisa dilakukan satu pihak saja. Tapi dalam hal ini perlu upaya pentahelix (bersama-sama) dalam upaya mitigasi maupun penanganan bencana.

“Penanganan bencana butuh keterlibatan semua unsur pentahelix. Baik dari unsur Pemerintah, masyarakat, relawan, kalangan dunia usaha, akademisi maupun media,” jelasnya.

Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Apal Supendi menambahkan, penanganan bencana alam di era pandemi Covid-19 sungguh luar biasa. Bahkan varian pandemi Covid-19 bermutasi dengan cepat. Seperti varian delta memiliki kemampuan lebih menular dan memicu pasien yang terinfeksi mengalami gejala yang parah. Bahkan membuat lonjakan kasus virus corona di Indonesia khususnya Jawa Timur.

“Serbuan vaksinasi merupakan program Pemerintah untuk penurunan risiko gelaja Covid 19 yang parah. Bahkan membantu memutus mata rantai penularan Covid-19. Saat ini pun Jatim merupaka Provinsi pertama dan satu satunya yg masuk assesmen level 1 (satu),” tambahnya.

Sekjen FPRB Jatim, Catur Sudarmanto menegaskan, jambore ini bukan sekedar kumpul relawan. Tetapi terdapat pengkajian dan evaluasi urusan kebencanaan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. “Jambore ini sekaligus sebagai langkah untuk menentukan strategi penanganan bencana,” pungkasnya.

Diketahui, hadir dalam jambore pertama FPRB Jatim ini diantaranya, Kasubbag Keuangan BPBD Jatim, Suharlina Kusumawardhani; Kasi Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Apal Supendi dan Tenaga Ahli, Bambang Munarto. Pejabat BNPB RI, Kalaksa BPBD se Jatim dan perwakilan 34 FPRB Kabupaten/Kota se Jatim. [bed]

Tags: