Foto: ilustrasi
Bojonegoro, Bhirawa
Meski di Bojonegoro hujan belum merata, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai angin kencang selama masa pancaroba dari musim kemarau ke musim penghujan.
“ Peringatan kewaspadaan ini agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material,” kata Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo, Selasa (10/11) kemarin.
Untuk itu, warga yang tinggal di daerah hutan diharapkan waspada, sebab peluang cuaca buruk itu akan terjadi sore hingga malam hari. “ Biasanya, angin kencang terjadi sore hari setelah diguyur hujan dengan intensitas ringan,” tuturnya.
Bahkan, angin kencang merusak sejumlah rumah warga. Seperti terjadi sehari lalu di Kecamatan Dander, telah menimbulkan kerusakan sejumlah rumah, juga tujuh pohon tumbang, salah satunya sebuah pohon besar.
“Dalam tiga kali kejadian angin kencang yang terjadi di awal musim hujan telah menimbulkan kerusakan pemukiman rumah, juga pohon tumbang,” imbuhnya.
Sebelumnya, di Desa Bungkal, Kecamatan Balen, juga telah terjadi angin kencang disertai hujan deras, yang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, 7 November. Angin kencang disertai hujan lebat juga terjadi di Kecamatan Ngasem, Minggu (2/11) sekitar pukul 17.30 WIB.
“ Akibatnya, di Desa Trenggulunan, ada satu rumah roboh, 15 rumah rusak berat, 35 rumah rusak sedang, dan 46 rumah rusak ringan dan satu rumah di Desa Butoh, juga roboh,” ujarnya.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD datang ke lokasi kejadian untuk membersihkan pohon tumbang.Yang jelas, menurut dia, korban angin kencang yang rumahnya roboh akan memperoleh santunan uang dari pemkab yang besarnya Rp 5 juta. “ Setiap rumah yang roboh pemiliknya memperoleh santunan untuk membangun rumahnya kembali sebesar Rp 5 juta per rumah,” paparnya.
Berdasarkan pemetaan BPBD, daerah yang rawan dilanda angin kencang lokasinya di 42 desa di 19 kecamatan, antara lain, Kecamatan Padangan, Ngasem, Ngambon, Tambakrejo, juga kecamatan lainnya. [bas]
