BPBD Bojonegoro Petakan Desa Rawan Kekeringan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten BojonegoroBojonegoro, Bhirawa
Meskipun di Bojonegoro mengalami musim kemarau basah atau diprediksi masih akan turun hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro petakan 63 desa yang tersebar di 14 Kecamatan wilayah itu yang rawan terkena dampak kekeringan akibat kemarau panjang.
Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Bojonegoro, Budi Mulyono mengatakan,pemetaan terhadap desa yang rawan bencana kekeringan tetap dilakukan. Sebab, sesuai prediksi BMKG musim kemarau basah akan terjadi hingga akhir bulan September. “Meski Bojonegoro belum memasuki status darurat kekeringan. Kita tetap mewaspadai bencana kekeringan,” ucapnya.
Menurutnya, hingga sampai saat ini sesuai data tercatat ada sebanyak 63 desa yang tersebar di 14 Kecamatan yang rawan kekeringan, seperti di Kecamatan Temayang, Sugihwaras, Kedungadem, Tambakrejo, dan Ngasem. Sementara dari 63 desa yang rawan kekeringan tersebut ada sebanyak 28.689 kepala keluarga (KK) atau 89.638 jiwa yang terdampak krisis air bersih. “Pengajuan air bersih saat kekeringan tentunya melalui pihak Kecamatan dan kita berkoordinasi dengan Disnakertransos,” imbuhnya.
Sesuai laporan pihak desa, lanjut dia, warga yang rawan kesulitan air bersih jumlahnya sebanyak 28.689 kepala keluarga (KK) atau 89.638 jiwa. “Tapi sampai hari ini belum ada desa yang melapor ada warganya yang kesulitan air bersih, sebab di daerahnya masih turun hujan,” jelas Budi.
Lebih lanjut, dia membandingkan dengan musim kemarau tahun lalu tercatat sebanyak 30.134 KK dengan jumlah 84,654 jiwa, yang mengalami kesulitan air bersih. Lokasi warga itu di 156 dusun di 81 desa yang tersebar di 19 kecamatan, antara lain, Kecamatan Temayang, Kedungadem, Kepohbaru, Gayam, Sugihwaras, Balen, Sukosewu, dan Trucuk. “Warga yang kesulitan air bersih tahun lalu semuanya memperoleh pasokan air bersih,” papar dia. [bas]

Tags: