BPBD Jatim Galakkan Susur Sungai Guna Mencegah Bencana Banjir

Kalaksa BPBD Jatim, Budi Santosa.

BPBD Jatim, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim siap siaga dan meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana hidrometeorologi. Upaya yang dilakukan diantaranya dengan melalukan susur sungai atau bersih-bersih sungai dan saluran irigasi.

“Pemeriksaan saluran-saluran irigasi sangatlah penting. Termasuk bersih-bersih sungai atau susur sungai, sehingga tidak terjadi genangan atau banjir,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Budi Santosa, Minggu (20/11).

Dijelaskannya, dalam menghadapi bencana termasuk hidrometeorologi diperlukan kerjasama seluruh unsur pentahelix dan masyarakat. Bagaimana caranya membangun kapasitas masyarakat terhadap kerentanan bencana. Sehingga kapasitas ketahanan masyarakat ini perlu dilakukan secara bersama-sama.

Pekan depan, sambung Budu, pihaknya akan melakukan susur sungai. Hal itu nantinya akan diikuti oleh 17 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang dialiri Sungai Brantas. Diantaranya seperti di Kabupaten Blitar, Kabupaten Ponorogo dan Banyuwangi.

“Kami mengapresiasi Wali Kota Batu yang meminya untuk susur sungai. Bahkan dia meyiapkan inovasi dan kolaborasi terkait susur sungai,” ucapnya.

Pihaknya menegaskan bagi BPBD Kabupaten/Kota se-Jatim harus siap menghadapi bencana hidrometeorologi. Susur sungai juga perlu digalakkan, mengingat banyak sedimen luar biasa. Menurutnya, Gubernur Jatim prihatin terkait peran pompa air yang seharusnya bisa dilakukan secara modern.

Untuk itu, sambung Budi, secepatnya akan ada rencana diklat bagi penjaga pompa air. “Pompa air ini sebenarnya bisa dikerjakan secara modern. Tapi petugas pompa air lebih memilik dikerjakan secara manual. Sehingga sering teledor saat membuka pintu air,” tegasnya.

Saat kejadian bencana, masih kata Budi, diperlukan peran aktif masyarakat, khususnya komunitas. BPBD Jatim beserta jajaran juga menggalakkan pembentukan serta peran aktif Desa maupun Kecamatan tangguh bencana (Destana). Sehingga betul-betul bisa mandiri saat terjadi bencana.

“Saya minta teman-teman BPBD Kabupaten/Kota membentuk FPRB, sehingga relawan ini tangguh. Masyarakat kami imbau agar tidak membuang sampah sembarangan. Sebab kebencanaan ini merupakan tanggung jawab dan masalah kita bersama,” pungkasnya. [Bed.gat]

Tags: