BPBD Malang Perpanjang Darurat Kekeringan

Salah satu mobil tangki miliki PDAM Kabupaten Malang saat akan mengirim bantuan air bersih ke wilayah desa yang mengalami kekeringan.

Salah satu mobil tangki miliki PDAM Kabupaten Malang saat akan mengirim bantuan air bersih ke wilayah desa yang mengalami kekeringan.

Kab Malang, Bhirawa
Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang memperpanjang masa tanggap darurat hingga awal bulan Desember 2015. Hal ini disebabkan meluasnya kekeringan akibat musim kemarau panjang, dan kini sudah terdapat 16 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Malang Hafie Lutfi, Kamis (29/10), kepada wartawan mengatakan, sebelumnya dirinya menghitung jika musim kemarau akan berakhir pada bulan Oktober ini, ternyata diluar dugaan. Sebab, di wilayah Kabupaten Malang hingga bulan ini masih terjadi kemarau, sehingga BPBD memperpanjang tanggap darurat kekeringan hingga bulan Desember 2015 mendatang.
“Dan saat ini sudah ada 16 desa yang tersebar di 10 kecamatan mengalami kekringan,” terangnya.
Dalam kemarau panjang kali ini, lanjut dia, setiap hari ada penambahan wilayah desa yang mengalami kekeringan. Sehingga jumlah wilayah desa yang mengalami kekeringan akibat dampak kemarau panjang ini, melonjak menjadi 16 desa. Sementara, dampak kemarau panjang, warga mengalami krisis air bersih. Untuk mengatasinya, BPBD mensuplai air bersih sebanyak 15 ribu liter setiap dua hari sekali. Dan sejak bulan Agustus 2015 hingga kini sudah 1,6 juta liter air bersih yang dipasok di wilayah desa yang mengalami kesulitan air bersih.
Hafie menjelaskan, situasi dan kondisi anomali cuaca yang kian ekstrim, hingga kini wilayah Kabupaten Malang belum  ada tanda-tanda akan turun hujan. Bahkan ditiga wilayah, yakni Kecamatan Pagak, Gedangan, dan Donomulyo masuk kategori terparah dampak kekringannya.
“Di tiga wilayah kecamatan tersebut, terutama Donomulyo daerahnya tandus dan berbatu. Khusus untuk Donomulyo, dirinya akan meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) agar turun tangan, untuk memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor,” tuturnya.
Menurutnya, di wilayah Kecamatan Donomulyo selain kondisi geografisnya tandus dan berbatu, wilayah itu juga ada 6 desa yang mengalami kekeringan, termasuk padat penduduk. Sehingga untuk bisa mengatasi persoalan kekeringan di wilayah tersebut, maka dirinya akan memcoba meminta bantuan ke Pemprov Jatim, agar diprioritaskan pembangunan sumur bor di wilayah Donomulyo.
Bantuan air bersih ke wilayah Kecamatan Donomulyo, Hafie mengaku, BPBD mengalami kesulitan, karena medan tempuh menuju lokasi sangat sulit sehingga tidak bisa maksimal. Selain medannya sulit, banyak desa yang terkena imbas kemarau tidak memiliki tendon air. Karena itu pihaknya meminta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kabupaten setempat, untuk menyediakan tandon di setiap desa.
Di tempat terpisah, Direktur Utama (Dirut) PDAM Kabupaten Malang H Syamsul Hadi mengaku, jika pihaknya telah menyediakan hidran berkapasitas 3000 liter air di beberapa wilayah. Dan saat ini sudah ada 21 hidran yang disediakan sebagai tempat penampungan air dibeberapa desa yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
“Dalam pendistribusian air ke warga, kita bagi secara merata. Dan setiap warga yang berada di pedesaan berhak atas 100 liter air bersih. Sementara, untuk perkotaan, setiap warga berhak mendapatkan 60 liter air yang disumbangkan baik melalui PDAM maupun instansi lintas sektoral lainnya, seperti Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR), PMI, maupun BPBD,” jelasnya.
Syamsul menegaskan, PDAM tidak bisa bekerja atas kemauan sendiri, karena untuk memberikan bantuan, harus ada permintaan dari warga melalui Camat. Dan itu pun setelah melakukan koordinasi dengan pihak BPBD. Karena jika tidak ada permintaan, dianggap tidak ada masalah.  [cyn]

Tags: