BPBD Kab.Nganjuk Terus Pantau Longsor Ngetos

Petugas BPBD Nganjuk memantau lokasi bekas bencana longsor Ngetos dan melarang warga untuk mendekat, apalagi melintas.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Longsoran skala kecil masih terjadi di bekas lokasi bencana tanah longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos. Tidak ingin ada korban lagi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk terus melakukan pengawasan dan melakukan sterilisasi lokasi dari warga.
“Kami tidak ingin kecolongan lagi dengan korban tambahan karena tanah longsor. Petugas kami di lapangan terus melarang warga dan memberikan tanda peringatan agar warga menjauh dari lokasi bekas longsor,” terang Ir. Soekonjono, Kepala BPBD.
Dijelaskan Soekonjono, banyak warga yang memiliki ladang dan mencari rumput untuk pakan ternak di lokasi bekas tanah longsor yang menelan lima korban jiwa. Warga sekitar Desa Kepel kerap mencari kesempatan pergi ke ladang dan mencari rumut di bekas longsor. Sudah barang tentu, hal itu sangat membahayakan jiwa karena hingga saat ini kondisi tanah diperbukitan Gunung Wilis termasuk di Desa Kepel masih sangat labil.
Meski saat ini tidak lagi hujan, muncul banyak retakan dan longsoran tanah dalam skala kecil. Sehingga kondisi tersebut sangat berbahaya, karena longsor besar dapat terjadi sewaktu-waktu. Karena memang bencana tanah longsor sangat sulit diprediksi waktu terjadinya.  “Banyak retakan dan struktur tanah masih sangat labil, karena itu BPBD Nganjuk tidak mau ambil resiko dan melarang warga mendekati lokasi bekas bencana tanah longsor,” ujar Soekonjono kepada Bhirawa.
Setiap hari, dikatakan Soekonjono, ada petugas yang melakukan penjagaan di pos pantau Desa Kepel. Petugas yang berjaga selama ini, tidak lelah-lelahnya memperingatkan dan melarang warga yang akan melewati lokasi bekas tanah longsor. Pemberlakuan larangan melintas maupun berada di lokasi tanah longsor terus diberlakukan hingga batas waktu yang tidak ditentukan atau kondisi benar-benar aman.
Seperti diketahui, akibat tanah longsor di Dusun Dlopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos pasangan suami istri Askan (50) dan Hartini (45) asal Dusun Sumberbendo Desa Ngetos tersebut kehilangan dua anak sekaligus, Bambang Donny Ardiansyah (23) dan Bayu Ragil Permana (14).  Jasad kakak-beradik yang turut menjadi korban tertimbun tanah longsor sampai saat ini belum berhasil ditemukan.  Demikian juga dengan tiga korban lainnya yakni Paidi (55), Dwi Yulianto (17) dan Mohammad Koderi (15). [ris]

Tags: