Petugas BPBD Kabupaten Situbondo, saat membagikan air bersih kepada warga yang mengalami kekeringan baru baru ini. [sawawi/bhirawa].
Kab.Situbondo, Bhirawa.
Sejumlah daerah yang menjadi langganan kekeringan di wilayah Kabupaten Situbondo hingga kini masih dihantui perasaan kekhawatiran saat memasuki musim kemarau tahun 2017 ini. Untuk itu Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, mulai melakukan pemetaan serta pendataan untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan air bersih. Salah satu diantaranya menyiapkan stock kebutuhan air bersih bagi warga yang berada di lokasi kekeringan.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Situbondo Taufik Hidayat, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kewaspadaan BPBD, untuk data tahun 2016, ada sedikitnya 33 titik tersebar di 10 Desa dan 9 Kecamatan se-Situbondo yang masuk katagori rawan kekeringan.
Untuk itu, kata lelaki yang lama mengabdi sebagai staf Bapeda itu, BPBD telah berkirim surat melalui Camat masing-masing agar mewaspadai dan mendata daerah rawan kekeringan. “Ini untuk mendapatkan data warga yang menjadi langganan kekeringan agar tepat sasaran,” papar Gatot Trikorawan.
Gatot Trikorawan mengatakan, pihaknya sudah mendata kembali daerah mana saja yang berpotensi masuk dalam kekeringan di musim kemarau tahun ini. Namun baru ada beberapa Kecamatan yang telah menyampaikan datanya ke BPBD. Gatot menambahkan, pendataan ulang tersebut dilakukan untuk mempermudah BPBD melakukan pendistribusian air bersih di musim kemarau. “BPBD Kabupaten Situbondo juga bisa mulai mempersiapkan tandon penyimpanan air bersih,” ujar Gatot.
Mantan Sekcam Kendit itu menuturkan, bencana kekeringan ini termasuk upaya penanggulangan kemanusiaan di Kabupaten Situbondo. Oleh karena itu, lanjut mantan Kabid Pengembangan dan Mutasi (Bangsi) pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Situbondo itu, tidak membatasi data daerah yang mengalami kekeringan. “Sebab ada beberapa daerah baru yang mengalami kekeringan sekitar bulan September 2017 ini,” pungkas Gatot. [awi]
