BPBD Kabupaten Malang Imbau Warga Pesisir Pantai Tak Panik

BPBD Kab Malang bersama BNPB saat melakukan sosialisasi dalam kegiatan perjalanan Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami, pada masyarakat Desa Tambakrejo, Kec Sumbermanjing Wetan, Kab Malang

(Kawasan Pansela Jawa Berpotensi Gempa dan Tsunami)

Kab Malang, Bhirawa
Informasi yang disampaikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tentang kajian yang bersumber dari referensi Buku Peta Sumber Gempa 2017 Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemnen PUPR), agar masyarakat di pesisir pantai potensi gempa dan tsunami di kawasan Pantai Selatan (Pansela) Jawa waspada.
Sehingga dengan adanya informasi BPPT tersebut, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang melakukan gerak cepat untuk melakukan sosialisasi, agar masyarakat yang berada di pesisir Pantai Malang Selatan tidak panik.
Menurut, Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan, Senin (22/7), saat dihubungi melalui telepon selulernya, informasi yang disampaikan BPPT terkait kajian yang bersumber dari referensi Buku Peta Sumber Gempa 2017 PuSGeN Kemen PUPR itu, hanya potensi dan bukan prediksi. Dan agar informasi tersebut tidak menjadi keresahan atau kepanikan warga Kabupaten Malang yang bertempat tinggal di pesisir wilayah Pantai Selatan, maka pihaknya bersama lembaga-lembaga kebencanaan, melakukan sosialisasi pada warga setempat.
“Karena setelah ada informasi yang disampaikan BPPT, sehingga mendapatkan reaksi masyarakat secara beragam. Dan agar informasi tidak diteruskan sebagai berita hoax, maka masyarakat kita berikan pemahaman melalui sosialisasi,” paparnya.
Sedangkan di Indonesia ini, kata Bambang, telah memiliki sistem peringatan dini yang dapat membantu masyarakat sekitar pesisir pantai untuk segera mengamankan diri ketika potensi gelombang tsunami muncul. Dan sistem itu sebagai peringatan dini, yang alatnya bernama InaTEWS, yang bekerja 24 jam. Sehingga dengan mengandalkan sistem peringatan dini, masyarakat juga bisa menjadikan gempa besar yang terjadi sebagai acuan awal untuk menjauh dari kawasan pesisir pantai.
“Masyarakat di pesisir Pantai Malang Selatan bisa lakukan evakuasi mandiri, yakni dengan cara menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini untuk menjauh dari pantai. Sehingga jangan panik, dan jangan mudah percaya dengan berita-berita yang belum jelas kebenarannya,” tuturnya.
Bambang menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Malang yang berada di pesisir Pantai Malang Selatan tetap selalu waspada. Karena bencana sulit untuk diprediksi, sehingga ketika ada informasi yang dirasa meragukan, maka segera untuk menanyakan kepada pihak-pihak yang dapat dipercaya. Seperti Polsek, Koramil, kecamatan, dan relawan-relawan kebencanaan yang dibentuk di masing-masing desa, yakni relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) yang dibentuk BPBD, dan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) yang dibentuk Palang Merah Indonesia (PMI).
“Jadi masyarakat di pesisir Pantai Malang Selatan jangan panik, namun tetap waspada. Karena disemua pesisir pantai yang ada di Indonesia berpotensi terjadi gelombang tsunami. Dan kapan akan terjadi tsunami?, semua tidak bisa memprediksikan datangnya gelombang tsunami,” tegas dia.
Secara terpisah, tokoh masyarakat Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang Sudarsono membenarkan, jika setelah adanya informasi yang disampaikan BPPT tentang kajian yang bersumber dari referensi Buku Peta Sumber Gempa 2017 Pusat PuSGeN, agar masyarakat di kawasan pesisir Pantai Selatan Jawa dihimbau waspada. Sehingga secara manusiawi masyarakat di pesisir Pantai Sendanbiru panik.
“Namun setelah ada sosialisasi dari BPBD Kabupaten Malang, masyarakat bisa memahami terkait informasi itu. Sehingga dirinya dan masyarakat mengetahui antara potensi dan prediksi. Tapi biar bagaimanapun harus tetap melakukan kewasdaaan, karena dirinya bertempat tinggal di wilayah pesisir pantai,” terangnya. [cyn]

Tags: