BPBD Kerahkan Alat Berat Bersihkan Material

BPBD Kab Malang kerahkan alat berat eskavator untuk membersihkan tumpukan material pasca banjir bandang, di aliran sungai Desa Pujiharjo, Kec Tirtoyudo, Kab Malang

BPBD Kab Malang kerahkan alat berat eskavator untuk membersihkan tumpukan material pasca banjir bandang, di aliran sungai Desa Pujiharjo, Kec Tirtoyudo, Kab Malang

(Pasca Banjir Bandang di Desa Pujiharjo)
Kab Malang, Bhirawa
Pasca banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, pada Minggu kemarin, warga masih belum bisa beraktifitas. Hal itu disebabkan, material dan lumpur akibat banjir bandang belum tuntas dibersihkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang.
Selain masih terdapat tumpukan material seperti material batu dan tanah di sepanjang jalan desa, aliran sungai yang ada di desa setempat juga masih dipenuhi material dan tumpukan tanah kiriman banjir bandang.
Kepala BPBD Kabupaten Malang Eka Hafi Lutfi, Selasa (20/9), kepada wartawan mengatakan, peristiwa banjir bandang di Desa Pujiharjo tidak saja merusak rumah penduduk saja, tapi juga sarana dan prasarana seperti jalan desa dan jembatan. Selain itu, dampak dari banjir bandang tersebut lebih meluas. Seperti terlihat dalam foto udara yang diambil pihak TNI, bencana banjir bandang juga merusakan hutan yang dikikis oleh banjir.
“Hutan tampak longsor berdiameter satu meter telah membedah hutan sejauh 2 kilometer (km) akibar terkikis erosi banjir. Sedangkan dari hasil analisa yang ditunjukan dalam gambar tersebut, terjadi human error atai terjadi kesalahan manusia,” ungkapnya.
Kata Hafi, memang banjir bandang itu karena faktor alam, tapi sebagian juga akibat ulah manusia itu sendiri. Karena sebelumnya, wilayah Malang Selatan terdapat hutan yang cukup lebat. Namun setelah reformasi, pohon-pohon yang ada di hutan banyak ditebangi. Dan bahkan, sekarang hutan-hutan yang ada sekarang beralih fungsi tanaman. Diantaranya, kini menjadi lahan tanaman pisang, tebu, dan tanaman ubi kayu atau tanaman musiman.
“Karena banyak hutan yang kini beralih fungsi menjadi lahan untuk tanaman musiman, maka berimbas pada kerusakan alam. Sehingga jika hujan mengguyur Malang Selatan, hal ini yang menyebabkan banjir dan tanah longsor menerjang wilayah desa yang berdekatan langsung dengan hutan,” ujarnya.
Dan untuk mengatasi tumpukan material dan longsoran tanah di wilayah Desa Pujiharjo pasca banjir bandang, Lutfi menambahkan, maka pihaknya telah memobilisasi alat berat eskavator untuk melakukan pengerukan dan memasang bronjong untuk membuka akses jalan yang tertutup material. Selain itu, pihaknya juga meminta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dalam merehabilitasi perbaikan fasilitas umum.
Seperti, ia melanjutkan, perbaikan akses jalan desa, mempleseng kembali dinding sungai, serta pengerukan sungai karena saat ini terjadi pendangkalan akibat tumpukan material yang menggunung di aliran sungai. “Saat ini yang menjadi kendala dalam merehabilitasi kerusakan yang ditimbulkan banjir bandang, yakni terkait anggaran tanggap darurat. Karena anggaran yang diterima BPBD Kabupaten Malang tahun 2016 ini hanya sebesar Rp 1 miliar, yang kini tersisa Rp 500 juta,” papar dia.
Dengan sisa anggaran tersebut, ditegaskan lutfi, secara otomatis kita harus berhemat dalam mengeluarkan anggaran. Karena untuk kebutuhan dalam bantuan bencana tidak hanya di wilayah Desa Pujiharjo saja, tapi juga dipersiapkan untuk daerah lainnya yang akan terjadi bencana alam. Sebab, wilayah Kabupaten Malang ini merupakan daerah di Jatim rawan terjadinya bencana alam.
“Untuk itu pihaknya meminta tambahan dana pada Pemprov Jatim dalam melakukan rehabilitasi kerusakan akibat banjir bandang di Desa Pujiharjo. Sehingga perbaikan tidak hanya difokuskan pada fasiltas umum saja, tapi juga memberikan bantuan perbaikan rumah warga yang melangalami rusak berat,” terangnya. [cyn]

Tags: