BPBD Kota Batu Pasang Sembilan Alat Detektor Longsor

Dengan adanya alat EWS maka adanya longsor seperti ini akan bisa terdeteksi lebih awal.

Kota Batu,Bhirawa
Dalam upaya mengoptimalkan upaya pencegahan bencana alam di Kota Batu, Pemerintah Kota melakukan upaya antisipasi dini bencana tanah longsor. Upaya mitigasi bencana ini dilakukan karena keberadaan Kota Batu yang berada di ketinggian dan banyak terdapat perbukitan dan lereng gunung. Hal ini segera dilakukan dengan memasang alat deteksi dini bencana tanah longsor atau Early Warning System (EWS).

“Tahun depan kami anggarkan untuk alat deteksi longsor sebanyak sembilan alat. Pemasangan akan di tempatkan di wilayah yang rawan longsor seperti daerah lereng yang rawan bencana yang di bawahnya lereng terdapat permukiman warga,’’ ujar Kepala BPBD Kota Batu, Gatot Nugroho, Jumat (9/10)

Karena itu dalam penyusunan APBD Kota Batu tahun 2021 yang sedang dibahas, BPBD menganggarkan pengadaan alat deteksi longsor sebanyak sembilan unit senilai Rp 1,1 miliar. Rencananya alat ini akan dipasang di titik-titik rawan longsor. Di antaranya, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji dan Desa Sumberejo, Kecamatan Batu.

Gatot menjelaskan, sebelumnya pembelian alat deteksi longsor dijadwalkan pada tahun 2020 ini. Namun karena pandemi Covid-19 membuat anggaran realokasi sehingga anggaran dialihkan tahun depan.

“Untuk harga satu unit alat Rp 100 juta lebih. Itu terbagi untuk ekstensometer sekitar Rp 55 juta dan warning sistemnya sekitar Rp 47 juta,” jelas Gatot.

Dengan adanya alat pendeteksian longsor ini, lanjutnya, ketika akan terjadi bencana longsor atau ada pergerakan tanah akan membuat kabel baja ekstensometer akan merespon dengan mentransmisikan sinyal. Adapun sinyal akan ditangkap oleh alat warning system yang kemudian akan membunyikan alarm.

Sebenarnya pemkot sudah pernah menganggarkan alat ini tahun 2017 dengan realisasi pemasangan dua unit EWS. Adapun pemasangan ditempatkan di Dusun Kekep Desa Tulungrejo dan Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji.
Diketahui, sejak Januari hingga Oktober ini BPBD Kota Batu telah mencatat adanya21 kejadian bencana longsor. Paling banyak terjadi di bulan Februari dengan tujuh bencana dan April ada lima bencana. Sedangkan bulan lainnya rata-rata terjadi dua hingga tiga bencana longsor.

Adapun bencana longsor kebanyakan terjadi di area lereng perbukitan seperti bukit Klemuk, area permukiman padat penduduk, dan sekitar sungai di Kecamatan Batu.

Selain memasang alat EWS, BPBD Batu juga bersinergi dengan pihak relawan tingkat desa dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) desa. Sinergi dilakukan dalam rangka memberikan informasi dini untuk kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap segala bencana alam.(nas)

Tags: