BPBD Petakan 24 Daerah Rawan Kekeringan di Jatim

Tim BPBD Kabupaten Jombang saat akan berangkat menuju Blitar, Rabu (12/06).

Surabaya, Bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim memetakan daerah di Jatim yang rawan akan bencana kekeringan di 2019 ini. Bahkan dalam waktu dekat Pemprov Jatim akan menerbitkan surat edaran bagi Bupati dan Wali Kota terkait siaga bencana kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono mengatakan, puncak musim kemarau diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi pada bulan Agustus. Tapi pihaknya sudah mulai siaga untuk mengantisipasi bencana kekeringan itu lebih dini.
“Ada 24 Kabupaten/Kota di Jatim yang rawan kekeringan, yang tersebar di 180 Kecamatan dan 566 Desa. Surat edaran Gubernur akan segera dikirim dalam waktu dekat,” kata Suban Wahyudiono, Selasa (18/6).
Menurut data pemetaan BPBD Jatim dan BPBD Kabupaten/Kota, sambung Suban, Sampang menjadi daerah tertinggi, karena ada 67 desa rawan kekeringan. Kemudian disusul di wilayah Tuban 55 desa rawan kekeringan. Selanjutnya di Ngawi, Pacitan dan Lamongan.
“Kami sudah memanggil BPBD Kabupaten/Kota untuk melakukan pemetaan atau maping wilayah rawan kekeringan. Langkah ini dilakukan untuk menyiapkan anggaran dan droping kebutuhan air bersih,” jelas Suban.
Biasanya untuk awal-awal bencana kekeringan, Suban menambahkan, biasanya menggunakan anggaran BPBD Kabupaten/Kota dulu. “Kalau sudah habis anggarannya, baru mengusulkan permintaan bantuan anggaran ke Provinsi,” pungkasnya. [bed]

Tags: