BPBD Siagakan Posko Terpadu Gunung Bromo

BPBD Gelar Relawan PB dan Gladi Posko terpadu Erupsi Gunung Bromo.

BPBD Gelar Relawan PB dan Gladi Posko terpadu Erupsi Gunung Bromo.

Kab.Probolinggo, bhirawa
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo bersama sejumlah instansi terkait menyiagakan posko terpadu seiring dengan meningkatnya status Gunung Bromo dari Waspada menjadi Siaga.
“Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah pihak atas kenaikan status Gunung Bromo, sehingga disepakati didirikan posko terpadu di Cemara Lawang atau berada di dekat pintu masuk kaldera lautan pasir Gunung Bromo,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, Selasa (11/10).
Menurutnya, posko terpadu tersebut melibatkan berbagai pihak yang berkompeten yakni pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), BPBD, TNI, Kepolisian, dan unsur Perlindungan Masyarakat (Linmas).
“Posko terpadu itu berfungsi untuk memantau perkembangan aktivitas Gunung Bromo, kemudian memberikan sosialisasi kepada pengunjung dan masyarakat agar tidak melewati radius aman 2,5 kilometer dari kawah aktif sesuai rekomenasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),” tuturnya.
Dalam rapat koordinasi, lanjut dia, juga disepakati pembatasan aktifitas di batas aman 2,5 kilometer di titik cemoro lawang, sehingga perlu dilakukan pemasangan rambu-rambu dan banner, agar masyarakat dan wisatawan mengetahui hal tersebut.
“Kami juga meminta petugas Pos Pengamatan Gunung Api Bromo Di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura memberikan informasi terkini atas perkembangan aktivitas vulkanis gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut,” katanya.
Ia menjelaskan peningkatan status Gunung Bromo di Probolinggo tersebut berdampak pada sektor pertanian dan pariwisata, namun sejauh ini masih belum perlu dilakukan pengungsian karena jarak permukiman masih dalam radius aman yakni 3-4 kilometer.
“Wisatawan tetap bisa melihat keindahan Gunung Bromo di sejumlah titik yakni Seruni Point, Cemorolawang, Mentigen, Bukit Teletubbies, Penanjakan dan penyangga TNBTS (Madakaripura) dan lainnya,” ujarnya menambahkan.
PVMBG menaikkan status Gunung Bromo yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang dari waspada (Level II) menjadi siaga (Level III) terhitung sejak tanggal Minggu 9/10 2016 pukul 06.00 WIB.
Sebanyak 19 desa di Kabupaten Probolinggo masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III erupsi Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut. “Kami sudah memetakan tiga KRB untuk erupsi Gunung Bromo di Probolinggo yakni KRB I dalam radius 5 kilometer, KRB II radius 10 kilometer, dan KRB III radius 15 kilometer dari kawah aktif Gunung Bromo,” paparnya.
Dari 19 desa yang masuk KRB III yang tersebar di tiga kecamatan yang terdampak erupsi Gunung Bromo yakni 11 desa di Kecamatan Sukapura, lima desa di Kecamatan Sumber, dan tiga desa di Kecamatan Lumbang.  “Total jumlah penduduk yang berada di 19 desa di lereng Gunung Bromo tersebut sebanyak 37.000 jiwa dengan jumlah 11.982 kepala keluarga,” tambahnya. [wap]

Tags: