BPBD Sidoarjo Bentuk Ponpes Tangguh Bencana

Pihak Pemkab dan perwakilan, relawan Ponpes Jabal Noer siap mewujudkan Ponpes Tangguh Bencana. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Upaya pencegahan dan penanggulangan bencana di wilayah Ponpes (Pondok Pesantren), ketika mengalami berbagai peristiwa bencana faktor alam, maupun faktor manusia. BPBD Kabupaten Sidoarjo telah membentuk Ponpes Tangguh Bencana di wilayah Kecamatan Taman Sidoarjo.

Pembentukan Ponpes Tangguh Bencana ini, diawali di Ponpes Jabal Noer Desa Geluran Kecamatan Taman Sidoarjo, dengan mendistribusikan sejumlah bantuan pelaratan tanggap bencana mulai apar, handsanitizer, masker, microphone, tandu penolong dan papan petunjuk arah evakuasi.

Selain bantuan peralatan bencana, BPBD Kabupaten Sidoarjo juga telah membentuk relawan tanggap bencana yang semuanya dari kalangan santriwan dan santriwati, termasuk guru di Ponpes tersebut.

“Karena idealnya dalam pembentukan Ponpes Tangguh Bencana, juga harus ada relawannya, dan memiliki peralatan. “Jika terjadi peristiwa di pesantren bisa minimalisir resikonya,” jelas Kepala BPBD Sidoarjo Dwija Prawiro, pada (16/6) kemarin.

Ia katakan, nantinya akan membentuk Ponpes Tangguh Bencana di seluruh wilayah Sidoarjo. “Semakin banyak yang akan dibekali tanggap kebencanaan, akan ada satu pemahaman dalam penanganan bencana secara mandiri, yang dilakukan para santriwan-santriwati di Ponpes tersebut,” katanya.

Menurutnya, pembentukan Ponpes Tangguh Bencana ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam memberikan pembekalan terhadap para relawan bencana di lingkungan pesantren.

“Sehingga penanganan berbasis komunitas ini bisa menjadi role model membantuk pemerintah dalam penanganan tanggap bencana di wilayah Sidoarjo,” jelas Dwijo Prawiro.

Perwakilan Ponpes Jabal Noer, Misbahuddin menuturkan kalau pihaknya sangat mendukung Ponpes Tangguh Bencana. Apalagi Ponpes Jabal Noer yang dipilih sebagai percontohan, sehingga kami bisa memiliki ilmu dalam penanganan bencana, baik adanya peristiswa faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia.

Dari penetapan ini, pihak Ponpes Jabal Noer akhirnya melibatkan sebanyak 60 santriwan- santriwati, hingga ustad dan ustadzah serta staf yangdijadikan relawan tangguh bencana di lingkungannya.

“Mereka akan digembleng menjadi seorang relawan tangguh bencana secara mandiri. Tidak hanya itu, mereka juga diberikan meteri pembelajaran tanggap bencana, mulai mempelajari bagaimana penanggulangan bencana di lingkungan pesantren, dan apa yang harus dilakukan atau diperbuat saat terjadi bencana,” jelas Misbahuddin.

Sementara itu, Ketua LPBI (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim) NU, Nur Muchamad Sholehuddin sebagai pemberi materi, mengaku sangat menginginkan lembaga pendidikan pesantren di bawah naungan Ma’arif mengenal sejak dini, tentang ketanggap bencanaan. Sehingga terkait pengurangan resiko bencana dapat diwujudkan. [ach]

Tags: