BPBD Situbondo Hentikan Pengiriman Air Bersih

Sejumlah warga Desa Jatisari, Kec. Arjasa, antri saat menerima suplai air bersih dari BPBD Kab. Situbondo, baru-baru ini. [sawawi/bhirawa].

Sejumlah warga Desa Jatisari, Kec. Arjasa, antri saat menerima suplai air bersih dari BPBD Kab. Situbondo, baru-baru ini. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Ribuan warga yang tersebar diberbagai desa di sejumlah daerah yang mengalami kekeringan kian menjerit, kemarin. Betapa tidak, sejak empat hari belakangan ini mereka mengalami kesulitan air bersih, karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Situbondo telah menghentikan pengiriman air bersih.
Ribuan warga ini tersebar di 10 desa  yang ada di delapan Kecamatan di Kab. Situbondo. Itu dirasakan warga sejak September lalu yang hanya mengandalkan suplay air bersih dari BPBD Kab. Situbondo. “Ini mengingat sumbermata air ditempat kami tinggal sudah mengering dan tidak mengeluarkan debit air lagi,” ujar Sarmono, warga desa setempat, kemarin.
BPBD Kab Situbondo menghentikan pengiriman air bersih ke sejumlah lokasi kekeringan sejak 26 September lalu, karena kehabisan anggaran. Sejak awal, tiap harinya BPBD membutuhkan dana sekitar 1,2 juta rupiah untuk memenuhi kebutuhan air warga secara bergantian. “Karena anggaran habis, untuk sementara suplai air kabi hentikan terlebih dahulu,” aku Kepala BPBD Kab. Situbondo, Zainul Arifin, kemarin.
Zainul Arifin mengatakan, anggaran pengiriman air bersih sebenarnya sudah habis sejak  24 Oktober 2015 lalu. Namun BPBD Kab. Situbondo, ujar mantan Kepala Bakesbangpol Kab. Situbondo, masih mengirim air bersih terakhir pada 26 Oktober 2015 lalu.
Zainul mengaku terpaksa menghentikan pengiriman air bersih karena kehabisan anggaran. Menurut Zainul, jika permohonan bantuan air bersih disetujui Pemprov Jawa Timur,  pihaknya akan memulai mensuplay air bersih ke 10 desa yang tersebar di delapan Kecamatan sejak awal november 2015 ini.
Lebih jauh Zainul Arifin menegaskan, sebenarnya Pemkab menetapkan darurat air bersih hingga 15 Desember 2015 mendatang. Namun mengingat anggaran yang tersedia sangat terbatas, sambung mantan Camat Sumbermalang itu, BPBD hanya bisa mensuplay air bersih hingga 26 Oktober lalu. “Kami siap mencarikan dana talangan, jika pengajuan bantuan air bersih ke Pemprov Jatim sudah di ACC,” tandas Zainul.
Terpisah, Pemkab Situbondo justeru tidak mengantisipasi dampak kemarau panjang ini sejak jauh-jauh hari. Setidaknya mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membantu menyuplay air bersih, Padahal setiap tahunnya sejumlah daerah di Situbondo sudah menjadi langganan kekeringan.
Saat ini Pemkab lebih banyak mengelontorkan dana ratusan miliar rupiah untuk mempercantik wajah kota. Dana sebesar itu justru diberikan untuk paving jalan trotoar kawasan kota yang sebenarnya masih bagus, malah semua dibongkar. Bahkan Pemkab Situbondo lebih memilih membangun taman kota, ketimbang membangun sumur bor di daerah kerisis air bersih. Padahal mereka yang mengalami krisis air bersih sebagian besar penduduknya berada di bawah garis kemiskinan. [awi]

Tags: