BPBD Tuban Gencar Lakukan Sosialisasi

Simulasi penangulangan bencana kebakaran yang dilakukan BPBD Kabupaten Tuban pada masyarakat dan perbangkan di Bumi Wali Tuban. (Khoirul Huda/bhirawa)

Simulasi penangulangan bencana kebakaran yang dilakukan BPBD Kabupaten Tuban pada masyarakat dan perbangkan di Bumi Wali Tuban. (Khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Seringnya terjadi kasus kebakaran akhir-akhir ini, baik akibat akibat kelalaian masyarakat terhadap faktor-faktor yang dapat menyulut api, ataupun faktor lain, membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban gencar melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran. “Kita memeliki kewajiban untuk memberikan wawasan terhadap masyarakat tentang penanggulangan dan pencegahan bencana kebakaran sejak dini” kata Pelaksana Tugas (Plt) BPBD Tuban, Joko Ludiono (15/8).
Dalam sosialisasi yang dilakukan BPBD juga disampaikan bagaimana potensi dan bahaya bencana kebakaran baik di fasilitas umum, seperti rumah sakit, sekolah, perusahaan-perusahaan besar, dan kawasan lain padat penduduk. “Supaya masyarakat memahami pecegahan dan penanggulangan kebakaran, sehingga potensi timbulnya dampak dapat diminimalisir,” tegas Joko Ludiono.
Mantan Camat Widang ini juga menambahkan, apabila terjadi kebakaran masyarakat bisa menghubungi pihak BPBD Tuban melalui nomor 321106, 321113, atau 327922. Tujuannya agar BPBD dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan secara cepat. Dari data BPBD BPBD, selama delapan bulan terakhir sedikitnya telah terjadi 20 kasus kebakaran. Kecamatan Tuban menjadi wilayah paling sering terjadi kebakaran. Tercatat ada empat kali kasus kebakaran.
Disusul Kecamatan Palang, Semanding, Merakurak, Rengel, Bancar, dan Plumpang masing-masing dua kali kasus kebakaran. Lainnya di Kecamatan Bangilan, Senori, Jatirogo, dan Parengan terjadi satu kali kasus kebakaran. Sehingga total keseluruhannya 20 kali. “Penyebab rata-rata dari seluruh kasus ini karena konsleting jaringan listrik dan kebocoran tabung gas, juga akibat dari barang-barang yang mudah tersulut api seperti bahan bakar minyak,” terang Joko.
Sementara itu, Wakil Bupati Tuban, Ir. H Noor Nahar Hussain, M.Si meminta tahun 2017 mendatang daerah Tuban selatan harus memiliki pos pemadam kebakaran (Damkar). Hal ini disebabkan oleh seringnya terjadi kasus kebakaran di Kecamatan Parengan dan Senori.
Wilayah tuban bagian selatan selama ini ketika terjadi kasus kebakaran, masyarakat meminta pertolongan Damkar dari Kabupaten Bojonegoro karena lokasi daerah tersebut jauh dari kota. Untuk itu perlu pos Damkar di titik Tuban Selatan sangat dibutuhkan.
“Meskipun anggaran sangat terbatas kami meminta instansi atau dinas terkait segera merumuskan wilayah mana yang akan dijadikan pos Damkar, agar penanganan bencana utamanya kebakaran dapat dicover dengan baik, dan mengurangi jatuhnya korban, baik korban jiwa maupun kerugian financial,” kata Wabub Tuban. [hud]

Rate this article!
Tags: