BPCB Jawa Timur Ekskavasi 10 Hari Situs Sumberbeji Jombang

Aktifitas Ekskavasi Situs Sumberbeji, Kesamben, Ngoro, Jombang yang dilakukan BPCB Jatim, Selasa siang (10/09).
[Arif Yulianto/Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) mulai melakukan ekskavasi Situs Pertirtaan Kuno Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang. Seperti terlihat di lokasi, Selasa siang (10/09), sejumlah tenaga yang terlibat ekskavasi tampak melakukan penggalian di situs petirtaan kuno yang diduga merupakan peninggalan era Bhre Kahuripan tersebut. Menurut Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho di lapangan, ekskavasi tersebut direncanakan akan dilakukan selama 10 hari terhitung mulai tanggal 9 September hingga 18 September 2019.
Ekskavasi ini kata Wicaksono dilakukan untuk melanjutkan rekomendasi dari kegiatan survey yang telah dilakukan sebelumnya beberapa waktu yang lalu.
“Tujuan kegiatan kali ini adalah untuk menampakkan bentuk dan tekhnologi dari bangunan petirtaan ini. Terutama memang kita fokus pada bentuk,” kata Wicaksono di sela ekskavasi.
Wicaksono menambahkan, pada akhir kegiatan ekskavasi selama 10 hari ini diharapkan bisa didapatkan bagaimana bentuk sebenarnya dari petirtaan tersebut, termasuk ukuran dan tekhnologi yang dimiliki petirtaan kuno itu.
Disamping itu lanjut Wicaksono, pada aktifitas ekskavasi ini akan dilakukan perataan tanah yang ada di sisi selatan, karena yang baru nampak saat ini masih sekitar separoh dari bentuk fisik utuh bangunan.
“Kita rencanakan 10 hari, dari tanggal 9 sampai tanggal 18 (September 2019),” tandasnya.
Ditanya lebih lanjut apakah waktu 10 hari tersebut akan bisa maksimal untuk menampakkan secara utuh bentuk bangunan petirtaan kuno di Situs Sumberbeji tersebut ataukah masih ada ekskavasi lanjutan nantinya, Wicaksono menjawab, karena memang medan dari Situs Petirtaan Sumberbeji ini kendala utamanya yakni sumber air yang cukup besar dan volume lumpur untuk mencari dasar lantai petirtaan, maka jika pada ekskavasi kali ini belum bisa diselesaikan, akan direkomendasikan ekskavasi tahap kedua.
“Yang mungkin akan kita kerjakan tahun depan,” ujarnya.
Untuk sementara ini, kata dia, belum ada kesimpulan yang berbeda tentang bangunan petirtaan kuno di Situs Sumberbeji dari kesimpulan sebelumnya yakni, bangunan bata kuno berbentuk persegi dengan panjang 18 meter X 14, 5 meter dengan adanya bangunan di tengah yang kemungkinan terdapat bangunan bilik-bilik di bagian tengah petirtaan.
“Saluran air masuk sudah kita ketahui dari arah barat, dan kita duga nanti, semoga ketemu, pintu masuk menuju dasar kolam, kita duga di arah timur, semoga kita temukan juga pintu keluar airnya,” terangnya.
Sementara untuk perkiraan era petirtaan kuno ini lanjutnya, juga masih sama dengan kesimpulan sebelumnya yang menyatakan berasal dari era Kerajaan Majapahit berdasarkan temuan bata kuno, porselin hingga mata uang yang pernah ditemukan di lokasi tersebut.
“Kita tetap pada era Majapahit, Bhre Kahuripan. Karena dalam Negara Kertagama juga disebutkan bahwa, daerah Bhre Kahuripan, Bhre Kadiri, kemudian Bhre Singosari pun ada. Daerah sini saya duga ini masuk ke dalam Bhre Kahuripan pada era Majapahit di abad ke-14 Masehi,” pungkas Wicaksono.(rif)

Tags: