BPK Apresiasi Inovasi Pemkab Banyuwangi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Banyuwangi, Bhirawa
Badan Pemeriksa Keuangan mengapresiasi atas beragam inovasi pelayanan publik di Kabupaten Banyuwangi. Kabag Kelembagaan, Pendidikan, dan Latihan BPK RI Nurendro mengatakan kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas dinilai berhasil mencetuskan ide-ide baru menuju perubahan yang positif. “Sebelum memutuskan studi banding ke sini, kami sudah riset lewat internet. Banyuwangi ternyata paling banyak prestasi karena faktor pemimpinnya,” ujar Nurendro di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Selasa (31/3). Studi banding dan diklat ke Banyuwangi, kata dia, sejalan dengan upaya membentuk pola kepemimpinan yang mau melakukan perubahan positif. Ia berharap, agenda ini melahirkan pemimpin yang penuh inovasi  untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat sebagai konsumen birokrasi. “Pemimpin itu bisa kepala SKPD atau Satker. Kami ingin melahirkan pemimpin yang penuh inovasi terus menerus,” kata Nurendro.
Kepada Pemkab Banyuwangi, pihaknya banyak belajar perihal koordinasi antar instansi di lingkup Pemkab Banyuwangi. Selain itu, strategi pengembangan potensi daerah berbasis pariwisata, teknologi informasi, dan ekonomi kreatif tak luput dijadikan bahan pelajaran bagi peserta diklatpim BPK RI di Kabupaten Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengakui tidak mudah membangun sistem kerjasama terintegrasi antar instansi di awal ia memimpin Banyuwangi pada 2010. Menurut Anas butuh komitmen bersama menuju perubahan positif.  Ia pun gencar menyelenggarakan event untuk memperkuat koordinasi antar instansi sekaligus mereduksi ego sektoral. “Saya ingin PNS tidak hanya jadi penonton. Makanya kami ajak semua terlibat dalam setiap kegiatan, ini sekaligus koordinasi,” kata dia.
Ia mencontohkan agenda Banyuwangi Festival tanpa melibatkan event organizer. Bupati Anas juga membagi resep strategi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Menurut dia, pengambangan pariwisata Banyuwangi banyak berkiblat ke Langkawi, Malaysia. Di Malaysia, kata Anas, arus kunjungan wisata tetap ramai meski diskotik dan mal tidak banyak berdiri di sana. “Di sini kami ingin membangun destinasi pariwisata keluarga berdasarkan ecotourism. Strategi menyesuaikan penduduk muslim yang banyak di sini. Saya tidak khawatir meski diskotik dan mal tidak ada, karena tidak ada relevansinya,” ujarnya.
Di bidang teknologi informasi, ia berkomitmen membuka akses Banyuwangi dengan menyebar 1.500 titik WiFi dan pembangunan serat optik seantero kabupaten. Ia percaya bahwa penguasaan IT mampu berkontribusi meningkatkan perekonomian daerah. Itu sebabnya, Bupati Anas mencetuskan gerakan smart kampung ketimbang smart city yang lebih populer. “Kota Bandung sudah studi banding tentang smart kampung. Saya promosi potensi Banyuwangi melalui youtube, tidak iklan di televisi. Kami juga banyak inovasi layanan publik lain,” ia menambahkan. [nan]

Tags: