BPOM Temukan 231 Produk Tak Layak Edar

25-rur-BPOM1Surabaya, Bhirawa
Selama sidak dalam bulan ramadan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya menemukan ratusan produk tak layak edar. Ratusan produk itu di antaranya makanan, kosmetik hingga jamu obat kuat.
Selain itu BPOM juga menemukan produk takjil yang tak layak edar karena mengandung boraks. Sedangkan makanan tak layak edar karena telah rusak, kadaluarsa, tanpa izin edar (TIE), tidak memenuhi ketentuan (TMK), lebih dari 213 produk.
Kepala BPOM Surabaya, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, mengaku terus memantau peredaran produk tak layak konsumsi tersebut. Selama bulan ramadan banyak penjual makanan yang mencari untung dengan cara yang tidak wajar mulai dengan mencampur makanan dengan zat berbahaya hingga memanipulasi tanggal kadaluarsa makanan.
”Kami pantau terus peredarannya, karena kasus seperti ini tak bisa hilang dan habis begitu saja,” ujarnya
Menurut Bagus sebagai konsumen diharapkan masyarakat harus lebih berhati-hati dalam membeli makanan jika tidak maka kesehatan masyarakat akan menjadi taruhannya. Banyak dampak yang diakibatkan jika seseorang memakan makanan yang mengadung zat berbahaya seperti gangguan pencernaan hingga keracunan makanan.
”Biasanya yang terjadi ganguan pencernaan, tapi apabila ada zat makananberbahaya sesorang bisa keracunaan,” ucapnya.
Kepala Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya Dr Anis Catur Adi, menghibau agar masyarakat selektif dalam membeli makanan atau parcel pada saat lebaran.
Masyarakat harus memperhatikan tanggal kadaluwarsanya, kondisi fisik atau kemasan juga menjadi pertimbangan khusus. Apakah makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Terutama apabila produk tersebut sudah mendekati tanggal kadaluwarsa.
Anis menegaskan, jika terdapat tanda-tanda kerusakan, makanan di dalamnya bisa mengandung mikroba patogen. Bila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual dan diare.Menurutnya, jenis makanan hewani lebih berisiko patogen yang dampaknya lebih berat daripada sayur atau buah.
”Jadi banyak resiko yang harus ditanggung konsumen jika mengkonsumsi makanan yang mengandung mikroba patogen atau bakteri,” ucapnya. [dna]

Tags: