BPPKAD Situbondo Monev Lokasi Tambang Urukan Tanah Kilensari

Kepala BPPKAD Kabupaten Situbondo Hariyadi Tedjo Laksono bersama Kabid Pendataan Lutfi Zakaria saat monev di salah satu titik tambang urukan tanah di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan Kamis (11/2). [sawawi/bhirawa]

Pemkab Situbondo, Bhirawa
Kepala BPPKAD Kabupaten Situbondo Hariyadi Tedjo Laksono bersama Kabid Pendataan Zakaria Lutfi dan koordinator pemantauan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara langsung di salah satu titik tambang urukan tanah yang ada di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kamis (11/2).

Rombongan tim BPPKAD Kabupaten Situbondo disambut antusias oleh mitra kerja tambang kemarin. Hariyadi Tedjo Laksono, Kepala BPPKAD Situbondo mengatakan, kegiatan monev bertujuan untuk melihat sejauh mana adanya potensi tambang yang ada di Kabupaten Situbondo.

Caranya, kata Lutfi, dengan melihat angka kebutuhan tambang yang bisa diproyeksikan untuk pembangunan tol di jalur Probolinggo-Banyuwangi dan urukan tanah di lokasi pembangunan tambak.

“Makanya kami (BPPKAD Kabupaten Situbondo) mengadakan kegiatan monev di lokasi pembangunan tambak dalam rangka untuk memenuhi target tersebut,” jelas mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo itu.

Masih kata Hariyadi, saat ini kondisi dan potensi usaha di Kabupaten Situbondo mulai kondusif. Indikasinya, sebut mantan Kabag Keuangan Pemkab Situbondo itu, para investor sudah mulai menaruh kepercayaan untuk menanamkan modalnya di Situbondo.

Untuk itu, ulas Hariyadi, BPPKAD Situbondo melakukan monev dalam rangka untuk mengetahui animo investor di sejumlah titik tambang tersebut.

“Kami juga melakukan pencatatan terhadap tambang yang dikirim ke lokasi tambak agar semua pelaporan berjalan dengan tertib,” ungkap Hariyadi.

Disisi lain, Kabid Pendataan BPPKAD Kabupaten Situbondo Lutfi Zakaria menimpali, berdasarkan laporan yang masuk melalui koordinator pengawasan tambang, saat ini rata-rata ada 250 rit setiap hari yang dipasok dari lima penambang di Kabupaten Situbondo.

“Jika dihitung dan dibagi dari setiap penambang maka rata-rata perhari ada 50 rit. Hingga saat ini, realisasi penerimaan tambang hingga pertengahan Pebruari 2021 mencapai sekitar Rp108 juta lebih. Angka itu diperoleh dari hasil pajak tambang mulai Desember hingga Januari. Alhamdulillah pengusaha tambang membayar dengan rutin,” ujar Lutfi.

Lebih lanjut Lutfi menuturkan, mengacu pada realisasi penerimaan hasil tambang secara keseluruhan ia merasa optimis akan memenuhi target seperti yang sudah ditetapkan. Bahkan, ujar Lutfi, angkanya bisa melampaui target sehingga dapat diperhitungkan kembali saat pembahasan APBD nanti.

“Ya nanti akan kami bahas kembali pola dan strategi apa yang akan digunakan sehingga perolehan pajak semakin meningkat. Sebab jika dilihat dari target yang dipatok untuk 2021 dan disandingkan dengan target tahun 2020 maka kami sudah mengalami kenaikan hingga 300 persen,” pungkas Lutfi. [awi]

Tags: