BPPKB dan PKK Dukung TNI Manunggal KB Kesehatan 2015

Kepala BPPKB Kabupaten Blitar, Drs. Wahid Rosidi dan Kasdim 0808 Blitar, Kapten Wahono saat mengecek kondisi akseoptor KB yang telah dioperasi beberapa waktu lalu. [Hartono/Bhirawa]

Kepala BPPKB Kabupaten Blitar, Drs. Wahid Rosidi dan Kasdim 0808 Blitar, Kapten Wahono saat mengecek kondisi akseoptor KB yang telah dioperasi beberapa waktu lalu. [Hartono/Bhirawa]

Kab.Blitar, Bhirawa
Program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Blitar semakin sukses, bahkan saat ini sudah semakin meningkat jumlah akseptor dengan berbagai metode. Salah satu kegiatan yang cukup besar perannya dalam menambah jumlah warga yang mengikuti KB adalah lewat kegiatan tahunan Bhakti Sosial kerjasama BPPKB, PKK, TNI, IBI dalam TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK).
Kegiatan ini dilaksanakan di RS. Syuhada Haji sebagai rumah sakit swasta yang menjadi langganan kerjasama Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Blitar dalam pelaksanaan Metode Operasi Wanita (MOW) atau Tubektumi.
Kegiaatan pelayanan dalam rangka Bhakti sosial TMKK 2015 ini memang kegiatan rutin BPPKB Kabupaten Blitar bersama beberapa instansi, seperti PKK, TNI, IBI, bahkan kegiatan ini mendapat dukungan langsung dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Jawa Timur.
Tampak dalam kegiatan yang digelar sejak pukul 07.00 WIB, Kepala BPPKB dan juga Kasdim 0808 Mayor  Wahono dan juga Kepala Bidang KB dan Kesehatan Reroduksi BKKBN Jatim Ajeng Lukitowati terlihat mengawasi warga dari 22 kecamatan yang akan melaksanakan operasi mantap.
Kepala BPPKB Kabupaten Blitar, Drs. Wahid Rosidi menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yakni lewat pemakaian kontrasepsi mantap. “Untuk kegiatan  ini diikuti sebanyak 112 ibu se-Kabupaten Blitar bakal mengikuti operasi Tubektomi,” kata Drs. Wahid Rosidi.
Menurutnya lewat Metode Operasi Wanita (MOW) atau dikenal dengan KB mantap memang untuk keluarga yang sudah tidak produktif lagi, dan memang sudah tidak ingin menambah keturunan. Dan ini merupakan bagian dari upaya nasional membatasi ledakan jumlah penduduk di Indonesia. “Untuk MOW ini, metode ini sudah bisa direkanalisasi dengan adanya kecanggihan teknologi, jadi bagi mereka yang sudah tubektomi kemudian mau punya anak lagi ternyata bisa dilakukan,” ujarnya.
Bahkan dalam kegiatan MOW ini, lanjut Wahid, masyarakat sangat antusias, hal itu terlihat dari usulan operasi sebanyak 130 orang dan disetujui sebanyak 112 orang. Karena ada beberapa warga yang dinilai tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk melakukan MOW. “Berkat kerjasama dengan rumah sakit Syuhada Haji, kegiatan pelayanan KB ini bisa dilaksanakan dengan lancar,” ungkapnya.
Sedangkan Kabid KB dan KR BKKBN Jatim Ajeng Lukitowati mengaku, kegiatan ini sudah kali kedua di Kabupaten Blitar. Karena memang untuk kontrasepsi jangka panjang harus terus ditingkatkan, terutama untuk jenis IUD dan implant serta MOW dan MOP. “Bagi ibu-ibu yang tidak mau permanen bisa dianjurkan menggunakan IUD atau implant karena masih bisa punya anak lagi setelah dua sampai tiga tahun, kalau MOW dan MOP sudah permanen,” katanya.
Sehingga yang mengikuti KB ini harus yang sudah mantap, makanya para petugas KB, Dokter dan Bidan sudah memberikan sosialisasi dan informasi kepada akseptor yang akan mengikuti, sehingga baik akseptor dan juga suami sudah menyutujui melaksanakan MOW ini.
“Kegiatan ini juga bisa diikuti oleh pasangan usia subur yang belum bisa terlayani ber-KB, misalnya untuk keluarga yang kurang mampu yang ingin KB tapi tidak cukup biaya. Karena lewat kegiatan ini akan sangat membantu Pemerintah dalam menahan laju ledakan penduduk, serta menekan angka kematian ibu dan anak yang saat ini menduduki nomor empat di dunia,” imbuhnya. [htn,adv]

Tags: