BPPKB Gelar Orientasi Konseling KB

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga (BPPKB) Jatim Dr Sukesi, Apt MARS (tengah) saat memberikan pengarahan. [why/bhirawa]

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga (BPPKB) Jatim Dr Sukesi, Apt MARS (tengah) saat memberikan pengarahan. [why/bhirawa]

[Tingkatkan Akseptor KB Warga Miskin]
Kota Batu, Bhirawa
Upaya untuk meningkatkan jumlah akseptor Keluarga Berencana (KB) di Jawa Timur terus dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Provinsi Jawa Timur. Salah satunya adalah dengan menggelar Orientasi Konseling KB dengan menggunakan Alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK) bagi PLKB kab/kota.
“Harapannya akan terjadi alih pengetahuan, sikap dan keterampilan pelayanan konseling KB yang berkualitas dan sesuai standar. Sehingga bukan saja akan meningkatkan capaian KB aktif/baru, namun juga  menurunkan angka  drop out dan  kegagalan KB,” jelas Kepala Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga (BPPKB) Jatim Dr Sukesi, Apt MARS (tengah) saat dikonfirmasi Bhirawa di Batu akhir pekan kemarin.
Menurut Sukesi, sampai sekarang ini pria kurang memanfaatkan pelayanan vasektomi. Kondisi ini bisa jadi karena kendala pemahaman, kendala geografis maupun kendala biaya utamanya bagi keluarga miskin. “Padahal sebenarnya bagi warga miskin sudah ada fasilitas Jaskesmas sehingga biaya tidak perlu menjadi kendala. Ini artinya mmang harus terusdilakukan sosialisasi kepada mereka,” tambah Sukesi lagi. Sementara bagi perempuan juga masih jarang mendapatkan pelayanan yang tersedia terutama  pelayanan KB pascapersalinan.
“Dari faktor internal, kondisi tersebut juga bisa jadi karena   kurangnya kompetensi petugas PLKB dalam konseling KB dengan menggunakan ABPK dan  Kurangnya alat bantu infomasi edukasi  kesehatan reproduksi/ KB bagi pria/ wanita,” jelas Sukesi lagi.
Lebih lanjut menurut Sukesi, kegiatan orientasi Konseling KB dengan menggunakan alat Bantu Pengambil Keputusan (ABPK) yang digelar 14-16 April 2014 yang lalu di Batu diikuti PLKB yang berasal dari kecamatan se Jawa Timur.
“Kalau pelayanan konseling di tingkat bawah berjalan baik, harapannya akan memacu keiikutsertaan masyarakat dalam program KB,” tambah mantan Wadir RSJ Menur ini.
Kepada Bhirawa Sukesi juga menceritakan bahwa  para peserta orientasi sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan para pembicara. Selain mendapatkan materi soal bagaimana member konseling yang baik, para peserta juga mendapatkan materi tentang bagaimana memahami pengertian, jenis dan bentuk-bentuk komunikasi,  konseling serta perbedaannya dengan nasihat dan motivasi dan sebagainya. [why]

Rate this article!
Tags: