BPSDM dan KONI Disiapkan Jadi Tempat Observasi

Pemprov Mulai Terapkan Work From Home
Pemprov Jatim, Bhirawa
Perkembangan kasus Covid-19 di Jatim menjadi semakin dinamis. Seluruh daerah tercatat telah terkait dengan Covid-19, baik dalam status ODP (Orang Dalam Pemantauan), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun yang telah dinyatakan wilayah terjangkit. Sejalan dengan perkembangan itu, penyiapan fasilitas kesehatan untuk menangani Covid-19 terus ditingkatkan.
Pemprov Jatim akan meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat yang telah terpapar baik statusnya ODP, PDP maupun positif. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, ada perkembangan kapasitas ruang isolasi di Jatim telah mencapai 1.766 bed. Secara rinci, ruang isolasi tersebut terbagi dalam 525 bed ruang isolasi total, 388 bed pengembangan ruang isolasi di 63 RS rujukan. “Ada tambahan satu ruang observasi yang sebelumbya 62 menjadi 63. Tambahan itu dari RS Jember Clinic sebanyak 53 bed,” tutur Khofifah
Sementara itu, ruang isolasi juga disiapkan di beberapa gedung milik Pemprov Jatim. Di antaranya ialah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dan Asrama Koni. Ruang isolasi ini diharapkan dapat berfungsi untuk melakukan observasi. “Ruang observasi ini kita siapkan seperti halnya di Natuna. Masyarakat yang melakukan isolasi dipastikan makan dengan makanan yang ber lgizi cukup pengecekan kesehatan, olahraga secara berkala dan diberikan terus didorong untuj semangat. Tetapi, juga harus ada dokter seperti di Natuna,” kata Khofifah.
Ruang observasi tersebut dibuka untuk masyarakat yang berstatus ODP atau positif dengan kondisi sehat. Layanan ini penting karena dimungkinkan ODP itu kesulitan melakukan isolasi diri di rumah.
Secara rinci, ruang observasi ini akan dibuka di asrama BPSDM Jatim di Surabaya sebanyak 400 bed dan asrama BPSDM Jatim di Malang 100 bed. Selain itu, asrama KONI sebanyak 100 bed dan gedung baru RS Dolopo Madiun sebanyak 100 bed serta 100 bed di Pondok Kasih, Keputih, Surabaya.
“Gedung baru RS Dolopo sudah terintegrasi tapi jalannya terpisah dari pasien umum dengan ruang radiologi yang juga baru,” tutur Khofifah. Dijelaskan Khofifah, Pemprov terus melakukan ekstensifikasi persiapan jika membutuhkan ruang isolasi maupun ruang observasi yang lebih luas
Selain peningkatan layanan kesehatan, kebijakan social distance juga semakin ditingkatkan di lingkungan Pemprov Jatim . Salah satunya dengan menerapkan work from home (kerja di rumah). Kebijakan itu berlaku untuk pegawai mulai dari eselon IV, staf, kepala sekolah, guru dan kepala cabang dinas pendidikan. Sementara untuk eselon II dan eselon III tetap berlaku jam kerja normal seperti biasa.
“ASN di Pemprov Jatim mulai besok sampai satu minggu ke depan sehari masuk (kerja di kantor) sehari kerja di rumah,” tutur Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Minggu (22/3). Secara teknis, lanjut dia, masing-masing akan dikoordinasikan dengan pimpinan OPD. Sebelumnya, Pemprov Jatim telah mengeluarkan kebijakan terkait pengaturan jam kerja yang dibagi dalam dua shift. Shift pertama pukul 08.00 – 11.30 dan shift kedua pukul 12.00 – 15.30. Sementara, jam kerja normal pegawai di lingkungan Pemprov Jatim ialah pukul 07.00 – 15.30.
Selama bekerja di kantor, ditegaskan Gubernur Khofifah, ASN tetap harus mematuhi SOP Covid-19 yang berlaku. Di antaranya ialah menjaga jarak sosial (sosial diatance), memastikan telah mencuci tangan dengan sabun setiap akan memasuki kantor. “Di setiap kantor ada air mengalir untuk cuci tangan, thermal gun, dan kita sedang mengembangkan room screaning. Kita akan ekstensifikasi room screaning di OPD-OPD untuk memastikan seluruh pegawai ketika masuk kantor sudah dalam keadaan terscreaning,” ungkap Khofifah. [tam]

Tags: