Bromo Erupsi Kecil

Bromo Erupsi (1)Gunung Bromo, hanya erupsi kecil sebagai rutinitas. Walau mungkin bakal mengarah pada erupsi siklus lima tahunan pada tahun ini. Tetapi gunung Bromo tidak pernah mencatat erupsi besar berdampak menyengsarakan masyarakat. Bahkan kawasan kaldera Tengger (yang luas), telah cukup untuk menampung jatuhan batu pijar yang terlontar dari magma. Hanya partikel abu yang terbawa angin ke arah barat, bisa “meng-gelap-kan” udara sekitar bandara Abdurrahman Saleh.
Gunung Bromo, lebih “ramah,” berbeda dengan gunung berapi lain di Indonesia. Catatan pertama erupsi zaman belanda, dimulai pada awal abad XIX (tahun 1804). Lebih dari 200 tahun, hampir seluruh erupsinya tergolong strombolian.  Tidak ada erupsi besar, tidak ada guncangan gempa vulkanik. Bahkan batu pijar yang dilontarkan bisa menjadi batu akik yang indah, jenis obsidian. Sedangkan abu vulkanik-nya, bisa menyuburkan tanah pertanian.
Satu-satunya dampak erupsi (kecil) Bromo, adalah abu yang menyembur di ketinggian sampai 1500 meter di uadara, bisa terbawa angin. Ke arah barat akan mencapai kawasan bandara Abdurrahman Saleh di kota Malang. Akibatnya, bandara ditutup selama 4 hari. Seluruh jadwal penerbangan dialihkan ke bandara Juanda, dengan moda angkutan darat. Hanya memerlukan waktu sekitar 60 menit. Separuh perjalanan diantaranya ditempuh pada jalan tol.
Infra-struktur alam maupun hasil pembangunan, seolah mendukung “ke-ramah-an” Bromo. Padahal, gunung ini merupakan salahsatu (dari 129) gunung api aktif paling kerap ber-erupsi. Gunung Bromo merupakan kerucut gunung api aktif yang paling muda, setelah pembentukan kaldera lautan pasir dari kompleks gunung Tengger. Tenggang waktu erupsi, terjadi antara kurang dari satu tahun sampai dengan 16 tahun.  Juga terdapat siklus
Areal pertanian di sekitar Bromo, boleh jadi akan terdampak beberapa saat. Terutama pada bulan ini (Desember) biasanya dimulai musim tanam. Tetapi hal itu tidak akan mengganggu perekonomian, khususnya persediaan beras. Hasil produksi beras pada areal terdampak (di Malang, Probolinggo, Pasuruan dan Lumajang) ditaksir hanya sekitar 100 ton. Andai benar-benar terdampak, bisa dicukupi dari kawasan tetangga, terutama dari Banyuwangi dan Jember.
Berdasar data hasil panen dan pembelian beras oleh Bulog Sub-divre Proboblinggo, stok beras habis pada bulan Oktober 2015. Jumlah konsumsi per-bulan mencapai 3.500 ton. Saat ini masih terdapat cadangan (baru dibeli pada bulan Oktober 2015) sebanyak 20 ribu ton. Ini masih surplus, sampai musim panen bulan Pebruari – Maret nanti. Stok pangan tidak goyah.
Tampaknya, lima Pemerintah Daerah yang kemungkinan terdampak erupsi Bromo, telah siaga benar. Selain kecukupan pangan, sarana pertolongan pertama dampak erupsi telah disiapkan. Antaralain penyediaan masker sebanyak 100 ribu telah disediakan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Probolinggo. Juga disediakan kantung mayat. Ke-siaga-an telah dilakukan sejak bulan Maret lalu, karena perkiraan erupsi siklus lima tahunan Bromo akan terjadi pada bulan Mei.
Begitu pula skema penanganan evakuasi juga sudah disiapkan, termasuk titik kumpul, serta penampungan buat pengungsi. Juga telah memasang kamera CCTV di kawasan Bromo untuk memantau aktivitas per-detik. Kamera CCTV sangat penting, karena biasanya wisatawan malah memanfaatkan erupsi sebagai fenomena alam menakjubkan. Erupsi dengan lontaran batu pijar, sering kondang disebut sebagai kembang-api alam, sebagai bonus wisata alam.
Ini bisa dimaklumi, karena kawasan Bromo dikena sebagai tujuan wisata paling kondang untuk menikmati sun-rise (matahari terbit). Pada saat erupsi, hamparan kaldera (padang pasir) Tengger terlarang untuk  kegiatan wisata. Tetapi wisatawan bisa tetap menikmati sun-rise di dinding  “benteng” kaldera Mengingat ke-ekonomi-an Bromo (dan sejarah “ke-ramah-an,”) maka penanganan siaga erupsi, mestilah dilakukan lebih bijak.

                                                                                                               ———   000   ———

Rate this article!
Bromo Erupsi Kecil,5 / 5 ( 1votes )
Tags: