Bu Risma Sudah seperti Ibu Saya Sendiri

Menjelang serah terima jabatan, Wawali Kota Surabaya  Whisnu Sakti Buana saat ditemui di Rumah Kediamannya, Senin (21/9) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Menjelang serah terima jabatan, Wawali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana saat ditemui di Rumah Kediamannya, Senin (21/9) kemarin. [Gegeh Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengaku memiliki kesan khusus selama mendampingi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam menjalankan roda pemerintahan Kota Surabaya.
Kesan itu adalah sejak awal dia selalu menganggap bahwa Risma seperti ibunya sendiri, karena kedekatan antara Risma dengan almarhum ibunya sangat luar biasa. “Jadi, ketika saya kehilangan ibu, maka saya anggap beliau seperti ibu saya sendiri,” kata Whisnu kepada puluhan awak media saat di rumah dinas Wakil Wali Kota Surabaya, Senin (21/9) kemarin.
Bahkan, dia mengakui kesan itu sudah cukup lama, sebelum Risma menjadi Wali Kota Surabaya. Selain itu, lanjut dia, sebagai orang baru di birokrasi, Risma diakuinya banyak mengajari dunia birokrasi yang sesungguhnya, terutama dalam menjalankan roda Pemerintahan Kota Surabaya.
“Sehingga saya bisa melihat banyak potensi yang bisa dikembangkan di birokrasi, terutama untuk kepentingan rakyat Surabaya,” kata dia.
Menurut Whisnu, Risma adalah kader PDIP yang sengaja dititipkan kepada birokrasi, sehingga pada prinsipnya pembagian tugas antara keduanya sudah jelas, yaitu apabila urusan politik PDIP menjadi tugas Whisnu, sementara tugas Risma difokuskan pada urusan program pemerintahan, sehingga seringkali Risma seakan bungkam ketika ditanya tentang politik.
“Urusan politik itu saya, kalau program dan urusan resminya Bu Wali (Tri Rismaharini, red). Jadi saya hanya sebagai supporting,” pungkasnya.
Selama ini, kata dia, mengaku sengaja bermuka dua dengan Risma, karena untuk mengantisipasi lawan politiknya di Kota Surabaya. Dengan cara itu, maka peta politik di Kota Surabaya bisa berubah. “Padahal, kami sebenarnya fine-fine aja kok,” ujarnya.
Buktinya, tambah dia, pada waktu Rapat Kerja Khusus PDIP Kota Surabaya, Risma memakai seragam merah yang menunjukan kader PDI Perjuangan.  “Bahkan, sejak saya dilantik menjadi wakil wali kota, tidak ada satu pun program yang saya ganjal, saya selalu support,” kata Whisnu.
Di detik-detik masa akhir jabatannya, Whisnu tetap membutuhkan dukungan rakyat Kota Surabaya untuk lima tahun mendatang. “Kalau bicara optimis, kita harus menang,” tambahnya.
Ditanya, yang ditakutkan dengan munculnya sosok Dr Rasiyo-Lucy Kurniasari sebagai lawannya di perhelatan Pilkada 2015 Desember mendatang, Whisnu menjawab hanya dengan senyum. “Saya takutnya nanti jika saat penetapan pasangan calon (24 September) dinyatakan gagal,” ucapnya dengan senyum simpul. (geh)

Tags: