Buat Produk BioFermentor Hilangkan Bau WC

Prof Herry Agoes Hermadi bersama mahasiswa bimbingannya menunjukkan proses pembuatan produk Bio-Fermentor untuk WC anti bau.

FKH UNAIR Kembali Sosialisasikan Jamban Sehat
Surabaya, Bhirawa
Persoalan mengenai sanitasi di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah bagi banyak pihak. Hal ini disebabkan rendahnya pemahaman terhadap sistem sanitasi yang layak, serta kendala untuk memperoleh akses jamban sehat di sejumlah kelompok masyarakat.
Akibatnya, timbul beberapa persoalan baru seperti pencemaran lingkungan, penurunan kualitas hidup, penyebaran penyakit menular, bahkan kematian anak usia dini.
Maka dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr Herry Agoes Hermadi dan Sunaryo Hadi Warsito memberikan solusi percontohan WC anti bau dan anti penuh dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Pengabdian Masyarakat (PPM).
Menurut Prof Herry Agoes, program ini sudah berjalan sejak tahun 2017. Dan kembali berlangsung sejak Bulan Agustus hingga Oktober tahun lalu. Sebelumnya sasaran program ini adalah masyarakat di Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan Rungkut. Kemudian di tahun 2018 menjalankan program di Kelurahan Jagir Wonokromo.
Dari hasil penelusuran timnya, terdapat sekitar 11 rukun warga dengan banyak warga miskin. Sebagian dari mereka tinggal disebagian tanah milik Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) yang padat penduduk. Dengan kondisi seperti itu banyak dijumpai masyarakat yang membuang hajat di sekitar rel kereta api, saluran kedil dan tempat lain secara sembarangan.
“Karena itu kami menggagas program berupa sosialisasi pembuatan jamban pribadi, sekaligus penggunaan bio-fermentor yang berfungsi untuk menghancurkan tinja tanpa menghasilkan bau dari ekstrak isis rumen sapi,” katanya.
Prof Herry menjabarkan, ada tujuh kriteria dalam pembuatan jamban sehat. Yaitu tidak mencemari air, tidak mencemari tanah permukaan, bebas dari serangga, tidak menimbulkan bau, aman, nyaman, mudah dibersihkan. ”Selain itu kami juga memberikan edukasi dan monitoring kepada masyarakat,” tambahnya.
Karena itu, untuk pelaksanaan program Prof Herry bersama dengan timnya yang terdiri dari mahasiswa, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dan melibatkan seluruh masyarakat setempat. Mulai dari sosialisasi, mengolah rumen sapi dari rumah potong hewan yang akan digunakan sebagai bio-fermentor hingga praktik dalam membuat jamban.
Prof Herry berharap, dengan adanya program ini pihaknya bisa membantu Pemerintah Kota Surabaya untuk menggerakkan masyarakat hidup sehat.
Sementara itu, Ketua sekaligus pendiri Asosiasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Sanitasi Indonesia (APPSANI), Koen Irianto menambahkan, jika tidak semua masyarakat mempunyai kemampuan secara financial dalam membuat jamban sehat dan laik pakai. Sebagai penggiat sanitasi, pihaknya ingin berpartisipasi dalam pengentasan kasus buang air besar sembarangan (open defection free).
“Dalam program ini kami juga gunakan metode edukasi jamban sehat, melalui alat peraga untuk menarik masyarakat dalam mengenal pola hidup sehat,” ujar dia.
Dengan pembuatan jamban sehat, diharapkan perilaku masyakat untuk melestarikan lingkungan dan menjaga kesehatan dapat semakin membaik. [ina]

Tags: