Budaya Cangkrukan Menyelesaikan Masalah

Kolonel Inf Sudaryanto

Kolonel Inf Sudaryanto
Memegang tongkat sebagai Komandan Korem (Danrem) 084 Bhaskara Jaya (BJ) bukanlah pekerjaan yang benar-benar ringan. Ada empat wilayah di Jatim, yakni Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Madura yang menjadi tanggung jawab Danrem. Dengan berbagai gejolak sosial yang terjadi, seorang Danrem harus siap menghadapinya.
Apapun tantangannya, Kolonel Inf Sudaryanto tetap menikmatinya. Selama hampir tujuh bulan menjabat Danrem 084 Bhaskara Jaya. Pihaknya mengaku banyak memperoleh pengalaman dan hal-hal baru selama bertugas di Jatim, khususnya di Surabaya. Sebab, sejak pertama mengemban jabatan di teritorial, banyak perbedaan dengan jabatan di Kewilayaan yang saat ini diembannya.
“Banyak hal-hal yang menjadi pengalaman dan hal baru. Seperti budaya cangkrukan disini yang dapat mencairkan dan menemukan solusi bagi setiap permasalahan,” kata Kolonel Inf Sudaryanto kepada Bhirawa, Senin (25/3).
Alumnus Akmil 1993 ini mengaku, pihaknya sudah memetakan ideologi, politik, sosial, budaya, ekonomi, militer dan agama yang ada di Surabaya. Pihaknya mengaku, jika dibandingkan dengan kondisi-kondisi di wilayah lain, memang di Surabaya agak sedikit unik dan berbeda. “Kalau disini ini kental akan kekeluargaan. Apabila kita bergaul dengan orang, kok sudah seperti keluarga,” ungkapnya.
Bahkan pihaknya mengakui jika bergaul dengan bermacam-macam etnis disini seperti tidak ada sekat. Mereka memang seperti saudara dan bisa membuay suasana kekeluargaan. Sehingga tidak heran kalau memang ada SOP dari Gubernur, yakni Pakde Karwo, kalau ada permasalahan-permasalahan di Jatim, cukup bisa diselesaikan di tingkat Kecamatan, Koramil, dan Polsek. Pihaknya pun jarang melihat permasalahan sampai ke Kodim apalagi sampai di Korem.
“Semuanya di level bawah sudah bisa diselesaikan. Itu hanya dengan metode berkoordinasi, berinteraksi dan bersilaturahmi. Kalau kata orang sini cangkrukan,” ucapnya.
Mantan Dangrup-1/ Kopassus ini sangat terkesan dengan metode penyelesaian masalah dengan cangkrukan ini. Kepada Bhirawa pihaknya menerangkan bahwa cangkrukan menang terdiri dari satu kata. Tapi maknanya atau efeknya sangat luar biasa. Apalagi dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan.
“Semua permasalahan bisa diselesaikan dengan duduk bersama, silaturahmi sambil sharing atau disebut dengan cangkrukan. Endingnya pun beres dan dapat terpecahkan permasalahan itu,” aku nya.
Pihaknya yakin di Surabaya masyarakatnya sudah dewasa, sudah memiliki tingkat kehidupan dan pendidikan yang cakap. Sehingga bisa memilahkan-milah mana yang baik dan yang buruk. Dengan begitu masyarakat bisa memikirkan jangka panjangnya. Bahkan, sekarang masyarakat Kota Surabaya sudah nyaman, dan mereka tidak mau nyamannya itu diganggu.
“Di Surabaya ini hoaks (berita bohong) tidak berpengaruh. Dan tidak ada pergerakan disini. Semuanya bisa ditangkal dan dicegah dengan cangkrukan,” pungkasnya. [bed]

Tags: