Budaya Literasi Masyarakat Kita

Berbicara tentang literasi mayoritas sebagian diantara kita mengartikannya sebagai suatu kemahiran yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tulis-menulis dan membaca, walaupun pada hakikatnya makna literasi tidak hanya tertentu pada domain menulis dan membaca saja. Ketika kita membuka kamus misalnya, banyak makna lain yang dapat kita temukan untuk menafsirkan makna dari kata literasi itu sendiri, karena dalam arti umumnya literasi berarti pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu.
Dikalangan dunia akademisi, terkhusus kepada para pelajar, literasi yang mereka kenal lebih dititik beratkan pada ranah buku, karena memang pada esensinya seorang pelajar harus terus mengasah kemampuan yang mereka miliki dengan cara memperluas wawasan berfikirnya dari pelbagai macam literatur-literatur yang tersedia dilingkungan sekitarnya, dengan memperbanyak membaca buku.
Dikalangan masyarakat, ada beberapa perbedaan cara pandang terhadap dunia baca, satu sisi ada golongan yang sangat peduli terhadap pentingnya membaca buku, dan pada sisi yang lain ada golongan yang terpaksa harus peduli membaca buku. Keduanya mungkin kita bisa dikatakan baik, walaupun kepedulian golongan yang kedua hanya didasarkan atas hal-hal yang mendesak .
Disisi yang lain, ada pula golongan yang seolah menghilangkan kepedulian terhadap dunia baca. Problem seperti inilah yang biasanya terjadi pada kebanyakan kaum pelajar saat ini. Mereka lebih memanfaatkan alat bantu “google” untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, daripada harus membaca buku, sehingga pada puncaknya rasa malas untuk membacapun timbul.
Era millenial yang tumbuh bersamaan dengan arus globalisasi saat ini, mau tidak mau memang mengharuskan kita untuk ikut di dalamnya. Ikut dalam artian disini bukan berarti harus ikut secara totalitas, tetapi harus ada batasan-batasan tertentu yang dijadikan sebagai bahan reduksi terhadapnya.

Abd. Rasyid
Mahasiswa Perbandingan Agama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rate this article!
Tags: