Bude Karwo : Anak Yatim Tetap Harus Mandiri dan Sukses

Foto-Budekarwo_tam (2)Surabaya, Bhirawa
Anak yatim tidak selayaknya diasumsikan hanya sebagai peminta-minta sedekah dan belas kasihan pemberi donatur. Sebab, mereka memiliki hak dan masa depan yang sama cemerlangnya dengan anak pada umumnya. Bahkan, anak yatim cenderung punya semangat lebih besar dan mandiri.
Begitulah ungkapan Istri Gubernur Jatim Hj Nina Soekarwo saat memberi motivasi dihadapan ratusan anak Yatim yang akan mengikuti rangkaian kegiatan KidsPreneur  Yayasan Al Madina di Jalan Bratang Binangun IX Surabaya, Rabu (9/7) sore. Bude Karwo, sapaan akrab Hj Nina Soekarwo, meminta anak-anak yatim di panti asuhan tersebut tak patah semangat untuk belajar. Dia juga meminta mereka untuk belajar mandiri secara ekonomi dan mental.
“Kalian tahu, Pakde Karwo itu juga besar sebagai anak yatim. Tapi beliau punya usaha dan semangat yang kuat sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini,” cerita Bude Karwo. Bagi Bude, KidsPreneur  merupakan ajang yang tepat untuk mengasah mental anak menjadi lebih mandiri. Mereka akan memiliki produk usaha yang kedepan bisa dipasarkan dan menjadi modal mereka hidup.
“Yang terpenting adalah pembangunan mental mereka. Selebihnya, skill memproduksi dan memasarkan bisa dilatih lagi,” kata dia.
Ketua Yayasan Al Madina Syarif Thayib mengatakan, di Bulan Ramadan banyak undangan buka puasa yang diterima seperti sekarang. Ada kegiatan CSR, pindah kantor, syukuran dan lainnya. Padahal kalau dilihat anak panti, selepas lebaran selalu beli HP, beli gadget baru. “Semua dibeli dengan uang pemberian saat Ramadan. Ini kan tidak mendidik,” kata Syarif.
Asumsi anak panti Cuma bisa menunggu pemberian rejeki ini yang coba dipatahkan Syarif melalui programnya, KidsPreneur  Ramadan Camp II Tahun 2014. Lewat program ini, Syarif yang merupakan dosen mata kuliah pengembangan masyarakat Islam, Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini mengajarkan bisnis pada anak-anak, utamanya yang yatim piatu.
Kantor sekaligus pondokan yayasan dia jadikan pusat pemberdayaan mindset kewirausahaan anak-anak dan yatim. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah praktisi dirangkul untuk dijadikan mentor training for trainers menyambut KidsPreneur  Ramadan Camp II. Mentor ada dari Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) dan dosen  dari UIN Sunan Ampel. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Himpi) Jatim juga digandeng. “KidsPreneur  Ramadan Camp ini diikuti oleh 200 orang dari panti asuhan se Surabaya. Ini adalah tahun kedua pelaksanaan KidsRamadan Camp,” paparnya.
KidsRamadan Camp untuk menumbuhkan karakter kemandirian. Kenapa konsen di panti? Al Madina sendiri merupakan panti asuhan. “Cuma kita tak gunakan terminologi panti asuhan, tapi gunakan KidsPreneur , pusat pemberdayaan kewirausahaan anak dan yatim,” kata dia.
Kewirausahaan menjadi fokus lantaran dilatarbelakangi kondisi panti asuhan di Indonesia terbanyak. Sayang, output panti asuhan kebanyakan tidak mampu fight. Karena itu, KidsPreneur  Ramadan Camp menekankan pelatihan bagi anak seusia SD dan SMP.
Kisah kecil Nabi Muhammad SAW dia jadikan contoh. Sewaktu kecil Rasul mengembbala kambing. Usia 10 tahun Muhammad pindah ke negeri Syam dan terus berwirausaha. “Usia 25 tahun nabi menikah dengan mahar 100 ekor unta atau setara Rp2,5 miliar, ditambah emas satu kilogram. Total Rp3,5 miliar. Siapa bilang Muhammad itu miskin, dia kaya,” pungkas dia. [tam]

Keterangan Foto : Bude Karwo akrab bersua dengan para anak asuh dan peserta KidsPreneur  Camp 2 di Yayasan Al Madinah, Surabaya. [adit hananta utama/bhirawa]

Tags: