Bude Karwo Dorong Persadi Tumbuhkan Pengusaha Bordir Baru

Ketua Dekranasda Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi didampingi Wakil Ketua Fatma Saifullah Yusuf mencoba membordir saat acara Lenggang Bordir Jatim 2016 di Marvel City Surabaya.

Ketua Dekranasda Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi didampingi Wakil Ketua Fatma Saifullah Yusuf mencoba membordir saat acara Lenggang Bordir Jatim 2016 di Marvel City Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Dra Hj Nina Soekarwo MSi memberikan apresiasi tinggi kepada Perkumpulan Pengusaha Bordir (Persadi) Jatim. Sebab, keberadaan Persadi akan meningkatkan kualitas dan mendorong perkembangan serta pemasaran bordir Jatim ketingkat dunia.
“Jatim memiliki ribuan pengusaha dan perajin bordir. Keberadaan Persadi akan membantu bordir Jatim agar semakin dicintai, diminati, digunakan, dan dilestarikan masyarakat. Tidak hanya di level lokal saja, tapi juga level dunia. Ini karena bordir Jatim punya kualitas, keunikan, dan ciri khas yang baik. Terbukti, bordir Jatim tak hanya diakui secara nasional, tapi sampai ke Eropa,” kata kata Nina Soekarwo, saat membuka Lenggang Bordir Jawa Timur dengan tema ‘Cinta Bordir Cinta Warisan Budaya Menuju Industri Kreatif’  dan Pelantikan Persadin Jatim  di Marvell City Surabaya, Sabtu (10/12) lalu.
Bude Karwo, sapaan akrab Nina Soekarwo, mengatakan, perekonomian dunia saat ini berada pada zona ekonomi yang baru, yakni ditandai dengan melaju pesatnya ekonomi kreatif. Dimana kekayaan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi modal utama untuk membangun ekonomi kreatif. Karena itu, keberadaan Persadi yang merupakan perkumpulan pengusaha yang kreatif dan melek teknologi akan menjadi andalan dalam memasarkan produk bordir Jatim.
“Pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan ketiga 2016 terakselerasi di angka 5,57 persen dengan capaian PDRB Rp1.382 triliun, ini tidak lepas dari peran UMKM Jatim yang merupakan ekonomi kreatif. Dari 17 jenis lapangan usaha ekonomi kreatif, industri fashion dan kerajinan yang paling mendominasi. Artinya, usaha bordir turut berperan besar bagi ekonomi Jatim. Disinilah inisiatif anda untuk membentuk PERSADI patut diapresiasi. Kami yakin ekonomi Jatim akan lebih maju dengan berdirinya PERSADI Jatim,” jelasnya.
Masih menurut Bude Karwo, Dekranasda Jatim dan Pemprov Jatim telah bekerjasama untuk membantu perajin dan pengusaha bordir. Diantaranya, memberikan pelatihan membordir, dan membagikan peralatan bordir kepada mereka. “Mulai Tahun 2013 sampai sekarang kami memberikan bantuan alat bordir kepada perajin dan pengusaha yang punya potensi namun terkendala modal, kami memberikan bantuan mulai mesin bordir, jahit, obras, sampai mesin overdeck,” katanya.
Kepada Persadi Jatim, Bude Karwo berpesan agar Persadi bisa ikut menumbuhkan pengusaha-pengusaha bordir baru di Jatim. Hal itu akan memunculkan ide-ide dan kreasi baru motif bordir sehingga dapat menarik investor lebih banyak lagi. Jika investor tertarik, tentu akan berimbas positif pada meningkatnya kesejahteraan perajin dan iklim usaha bordir di Jatim.
Senada dengan Bude Karwo, Ketua Persadi jatim, Christy mengatakan, bordir Jatim punya potensi untuk mendunia. “Kita punya kesadaran dan misi yang sama, yakni mengorbitkan bordir Jatim ke tingkat nasional dan dunia. Jatim punya ribuan pengusaha dan perajin bordir. Bayangkan jika kita berkumpul bersama, ini akan jadi kebanggan dan jika dikembangkan bisa menjadi aset budaya,” katanya.
Bordir adalah karya seni yg bernilai tinggi, membordir adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, kejelian, dan kepekaan rasa.  “Bordir memberikan kesan kepada kita agar menghargai proses menuju titik akhir, bukan hanya hasil akhirnya semata. Kami bangga kepada bordir, karena bordir adalah mahakarya seni bernilai tinggi,” katanya. [iib]

Tags: