Bude Karwo Promosikan Keunggulan Produk Seni dan Kerajinan Jatim

Bude Karwo menerima ucapan selamat dari Ketua Umum Dekranas Pusat Ny Mufidah Jusuf Kalla usai menerima piagam penghargaan di sela-sela acara Rakernas Dekranas di Smesco Convention Center Jakarta.

Bude Karwo menerima ucapan selamat dari Ketua Umum Dekranas Pusat Ny Mufidah Jusuf Kalla usai menerima piagam penghargaan di sela-sela acara Rakernas Dekranas di Smesco Convention Center Jakarta.

Pemprov, Bhirawa
Rapat Kerja Nasional Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) yang berlangsung di Gedung SMESCO Convention Center, Rabu (18/5), dimanfaatkan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Dra Hj Nina Soekarwo MSi untuk mempromosikan keunggulan produk seni dan kerajinan Jatim.
Bude Karwo, sapaan akrabnya, memaparkan perkembangan ekonomi kreatif Jatim di hadapan Ketua Umum Dekranas Pusat, Ny Mufidah Jusuf Kalla beserta segenap jajaran petinggi Dekranas Pusat, 17 Ketua Dekranasda provinsi, serta 500 perserta yang merupakan ketua Dekranasda kabupaten/kota dari 34 provinsi se-Indonesia.
Menurutnya, Jatim kaya akan produk seni dan kerajinan. Setiap kabupaten dan kota yang berjumlah 38 memiliki produk andalan dan ciri khas tersendiri. “Melihat potensi yang sangat besar itu, kami bersinergi dengan Dekranasda kabupaten/kota untuk memajukan ekonomi kreatif,” katanya.
Potensi besar yang melimpah itu seperti batik, perhiasan, batu mulia, manik-manik, kerajinan kulit, logam, keris, bordir, sulam tenun, anyaman bambu, keramik, kerajinan onyx, anyaman plastik, songkok, gerabah, miniatur reog, serta miniatur kapal layar yang mendapat penghargaan dari UNESCO.
Salah satu produk unggulan asal Jatim adalah batik yang berkembang cukup pesat. Dari 38 kabupaten/kota di Jatim, semuanya telah memiliki ciri khas batik masing-masing. Jumlahnyapun tak tanggung-tanggung,  mencapai 1.300 motif batik. Karena itu, Jatim bisa dikatakan sebagai sentra batik di Indonesia.
“Selain itu, ada pula produk kulit, perhiasan, aksesoris dari batu mulia, manik-manik, produk kayu, kerajinan bordir dan sulam, kerajinan logam, seluruhnya sudah diekspor baik ke pasar domestik maupun mancanegara,” lanjutnya.
Hanya saja, kata Bude Karwo, ada kendala untuk mengembangkan berbagai potensi itu. Diantaranya terbatasnya kapasitas SDM, ketersediaan bahan baku dan pendukung, kurangnya tenaga pendamping, serta sulitnya regenerasi perajin. Pasalnya, banyak perajin muda yang beralih profesi. Ditambah pula kendala teknis seperti sarana dan prasarana yang masih manual.
“Contohnya pewarnaan batik, para perajin masih menggunakan teknik pewarnaan manual. Kami mengusulkan, Dekranas pusat dapat memfasilitasi teknologi tepat guna untuk pewarnaan batik, kemudian hibah sarana prasaranan produksi, fasilitasi promosi melalui kegiatan pameran baik di dalam maupun luar negeri bagi IKM yang siap ekspor, pemasaran website atau ecommerce” katanya.
Yang tak kalah penting, lanjut Bude Karwo, adalah kemudahan pengurusan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). “Masih ada perajin yang belum bisa memenuhi persyaratan untuk lolos, kami berharap ada pendampingan dari Dekranas pusat agar mereka bisa lolos dan terdaftar HAKI-nya” lanjutnya.
Ketua umum Dekranas pusat, Ny. Mufidah Jusuf Kalla mengatakan, Dekranasda memiliki peran penting untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan kemajuan ekonomi kreatif di daerah, serta memotivasi perajin agar menghasilkan produk seni dan kerajinan yang berkualitas serta berdaya saing tinggi agar menarik minat konsumen di pasar lokal maupun mancanegara.
“Dekranasda adalah ujung tombak dalam membina dan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan perajin agar produk-produk ekonomi kreatif kita bisa diminati masyarakat lokal dan mancanegara, dengan begitu, pendapatan ekonomi daerah bisa meningkat, dengan begitu, kita dapat menggerakkan ekonomi nasional” tuturnya. [iib]

Tags: