Budi Waseso: Bulog Berharap Bisa Mengurangi Impor Kedelai

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso saat menerima penjelasan dari Kadivre Perum Bulog Divre Jawa Timur, Muhammad Hasyim terkait produk-produk milik Bulog, Rabu (6/3) lalu sebelum meresmikan gudang kedelai berkapasitas 3.500 ton. [Achmad tauriq/bhirawa]

(Resmikan Gudang Berkapasitas 3.500 Ton)

Sidoarjo, Bhirawa
Dengan diresmikannya Gudang Kedelai berkapasitas 3.500 ton milik Perum Bulog di Komplek Pergudangan Banjar Kemantren Subdivre Surabaya Utara, Divre Jawa Timur, pihaknya siap menyerap kedelai hasil panen petani lokal.
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso usai meresmikan mengungkapkan pergudangan ini siap digunakan untuk menyimpan kedelai hasil pertanian produsen kedelai di Jawa Timur seperti dari Banyuwangi, Sampang dan Lamongan.
“Kami berharap dengan adanya gudang ini, Bulog bisa menyerap hasil pertanian kedelai dari seluruh Jatim yang memproduksi kedelai. Dengan mempunyai tempat ini, sekarang kami bisa menyerap kedelai para petani. Kalau yang lalu kita belum memiliki tempat jadi saat mau menyerap mau disimpan di mana. Kalau disimpan di gudang beras, kedelai tersebut akan rusak maka dari itu kita bangun gudang dengan kapasitas 3.500 ton dan akan kita serap dari petani sejumlah itu,” terangnya, Kamis (7/3).
Budi Waseso menambahkan kalau kedelai ini diserap maka petani ini ada kepastian bahwa kedelainya laku dengan harga yang baik. “Maka kita bangun ini dengan tujuan itu, jadi nantinya tidak didominasi oleh kedelai impor,” ujarnya.
Sebab para pengrajin pangan tempe dan tahu saat ini masih menggunakan kedelai impor, sehingga kalau kedelainya impor maka akan mematikan petani tersebut. Selain itu membuat para petani sudah tidak bersemangat lagi untuk bertani kedelai.
“Ini salah satu upaya untuk memberikan semangat kepada petani untuk menanam kedelai dan Bulog sudah menyediakan beberapa gudang kedelai diantaranya di Jawa Tengah, Jawa Barat dan di sentra-sentra produksi kedelai kita juga sudah mulai,” jelasnya.
Untuk menjaga kualitas kedelai itu sendiri, gudang ini dilengkapi dengan alat-alat pendukung seperti alat pengatur kelembapan udara dan alat kemas. Sementara itu gudang Kedelai ini merupakan realisasi dari amanah UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Perpres Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
“Untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen serta produsen, Perum Bulog harus dilengkapi dengan ketersediaan maupun pengembangan infrastruktur pascapanen terutama untuk komoditas pajale (padi, jagung dan kedelai),” pungkasnya.
Selain itu juga akan dibangun gudang untuk komoditas jagung, karena kalau digabungkan dengan gudang beras nantinya akan rusak dan tidak bertahan lama. “Indonesia ini merupakan konsumen kedelai terbesar di dunia, masyarakatnya banyak yang mengonsumsi tahu, tempe, kecap. Karena itu kami siap jika sewaktu-waktu pemerintah memberikan tugas,” tegas Budi Waseso. [riq.ach]

Tags: