Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus Pikat Warga

seorang warga sedang menunjukan hasil budidaya cacing jenis Lumbricus Rubellus didepan rumahnya.

seorang warga sedang menunjukan hasil budidaya cacing jenis Lumbricus Rubellus didepan rumahnya.

Kab.Bojonegoro, Bhirawa
Cacing bagi sebagian orang mungkin jadi hewan yang menjijikan. Namun ternyata Cacing tanah (lumbricus rubellus ) ini bisa jadi komoditas yang menguntungkan serta memiliki peluang potensi bisnis yang cukup menjanjikan karena dapat dijadikan bahan pembuatan obat, kosmetik, pelet ikan, pakan Ternak.
Salah satu Warga Desa Sumberarum, Kecamatan Sumberarum, Kabupaten Bojonegoro, Suwondo (38) membudidayakan cacing lumbricus rubellus di depan dan pekarangan rumahnya. Namun, Suwondo mampu mengubah hewan yang identik dengan menjijikan itu menjadi hewan piaraan yang bersih. Ia membudidayakan cacing tersebut di pekarangan rumahnya yang rindang dan berhiaskan bunga.
Warga Sumberarum ini mengatakan, awal mulanya tertarik bisnis budidaya cacing ini informasi dari teman dan kita melihat dari internet. Dirinya menekuni bisnis budidaya cacing ini dibilang belum cukup lama. Namun, saat ini, cacing tanah hasil budidayanya banyak ditunggu oleh para pengepul serta sebuah farmasi dan perusahan kosmetik.
“Jadi budidaya cacing ini sangat mudah sekali. Bahan pembuatan media, cukup menggunakan serbuk kayu sengon randu dicampur kotoran sapi kita olah proses permentasi selama tiga hari tiga malam setelah itu siapkan cacing tanah yang akan kita budidayakan,” kata Suwondo saat ditemui Bhirawa dirumahnya, kemarin.
Memelihara cacing baru sembilan bulan.Karena niat dan kesabarannya itu, usahanya semakin berkembang. Bahkan ada warga yang meminta kepada Suwondo untuk berbagi ilmu tentang cara budidaya cacing lumbricus rubellus.
“ Karena saya niat dan selalu bersabar, banyak warga sekitar yang datang kerumah saya untuk belajar cara budidaya cacing, saat ini mempunyai mitra 70 orang, “ jelasnya.
Cacing hasil budidaya pertama ini biasanya bisa panen saat memasuki usia 1 hingga 4 bulan. Setiap panen dapat menghasilkan uang jutaan rupiah karena harga jualnya sangat tinggi. “Dipasaran harga jual untuk satu kilogram cacing seharga Rp 30 ribu per kilogram. Namun, jenis cacing lain yaitu lumbricus rubellus harganya bisa dibilang cukup mahal,” ujarnya.
Lanjut Suwondo, selain menghasilkan uang cacing jenis ini bisa digunakan untuk diolah dijadikan obat-obatan industri kesehatan (farmasi) dan kosmetik. ”Cacing manfaatnya sangat banyak, untuk obat-obatan, campuran kosmetik , dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sekedar diketahui, media tanam yang digunakan untuk budidaya cacing ini juga bisa digunakan sebagai pupuk. Selain itu juga, kotoran dari cacing ini juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dengan kualitas terbagus.
“ Disamping itu, lendir dari cacing ini mampu dijadikan probiotik herbal yang notabenenya bisa digunakan untuk pertanian maupun perkebunan dan perikanan serta banyak lainnya,” imbuhnya.
Dijelaskannya, cara perawatan budidaya cacing ini, cukup dibilang susah-susah gampang. Pasalnya, peternak cacing harus konsisten untuk menjaga suhu kelembaban kandang cacing.  Sementara, kandang cacing ini sebisa mungkin dihindarkan dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Selain itu harus dihindari ancaman hewan seperti semut merah.
“Sedangkan pemberian makan, bisa dilakukan dengan menggunakan sisa-sisa rumah tangga, sayuran, kotoran hewan dan ampas tahu. Karena itu yang bisa membuat cacing-cacing ini bertumbuh dan berkembangbiak lebih cepat,” pungkasnya. [bas]

Tags: