Bujur Sangkar Lailatul Qadar

RBH Fathorrahman MA

Oleh:
RBH Fathorrahman MA, Ketua Badan Kemaritiman NU Pengurus Cabang Situbondo
Tragedi Nanggala 402 merupakan satu dari lima kapal selam yang menjadi kebanggaan NKRI. Namun di bulan agung Ramadan 1442 H ini seakan menyadarkan kita semua bahwa dimensi ruang dan waktu amatlah relatif dan penuh keniscayaan. Saya yang dibesarkan di kawasan Nahdhatul Ulama (NU) sangat yakin jika KHR Abdurrahman Wahid, Presiden RI keempat yang telah merengkuh lailatul qadar adalah kekasih Allah Azza Wajallah.
Lalu hati nurani saya ini bertanya bagaimana dengan KHR Ir Soekarno, yang juga maestro pelukis keindahan wajah Indonesia. Juga Panglima Besar Revolusi, yang sampai detik ini di Bumi Sholawat Nariyah banyak berserakan. Saya juga menjadi pengagum berat Jenderal Besar KHR Soeharto, yang telah menyambung impian Bung Karno memoles ketegaran ibu pertiwi dengan bentangan jalan-jalan aspal, termasuk SD Inpres, Pelita VI yang adi jaya itu ?
Dua pujangga Negarawan yang sukses memimpin masing-masing kurun waktu 23 tahun dan disempurnakan 32 tahun oleh Bapak Pembangunan kita yang legowo turun tahta demi nusantara ini tidak sampai menimbulkan banjir darah. Kemudian muncul Ilmuwan, cendekiawan, negarawan seperti KHR Prof BJ Habibie menjadi nakhoda kapal besar nusantara yang dicikalbakali Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Kesultanan-Kesultanan yang lain.
Jika beliau (empat tokoh) itu bukanlah peraih Lailatul Qadar maka mustahil akan mampu berfikir, bekerja keras dan berdoa di Istana Negara. Kepada empat kekasih Allah yang telah mendahului kita itu, saya mengajak mari setiap saat kita ikut mendoakan, terlebih di bulan nan agung ini agar gerak, langkah, pikiran serta tindakan kita senantiasa mengarah dan tertuju demi perbaikan diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Jika mungkin bagi Negara yang kita cintai ini, seolah ke empat kekasih Allah SWT itu ibarat bangun bujur sangkar yang jika diempat titik sudutnya dipotong garis diagonal kemudian diputar maka akan berbentuk sebuah bintang. Sebagaimana kisah Rengsak dimimbar ramadhan edisi sebelumnya bahwa semua agama samawi mengajarkan puasa untuk paripurna keimanan manusia.
Sebagai seorang muslim maka para rasul nabi adalah teladan dan idola kita. Idola utama adalah Rasullullah Muhammad SAW yang merupakan pelanjut, pelestari ketaatan Nabi Ibrahim AS. Tanpa memandang remeh bagaimana Nabi Ayyub AS mampu menahan derita dan nestapa, juga kekuatan Nabi Yusuf AS menahan sebuah godaan, apalagi meniadakan kedigjayaan Nabi Sulaiman AS yang kekayaan serta ilmunya belum tertandingi sepanjang kurun sejarah dunia.
Bujur sangkar lailatul qadar tidak hanya milik insan yang berpuasa, rukuk, sujud, tadarus hingga imsak tetapi semata anugerah Sang Pencipta kepada hambar-Nya yang memiliki akal, hati, jiwa dan ruh yang selalu senantiasa ditambatkan kepada kehendak-Nya. Selamat jalan syuhada Nanggala 402. Semoga empat waliyullah, Presiden NKRI akan menyambutmu dengan senyuman di lautan susu madu. Amin yaa rabbal alamin. [*]

Rate this article!
Tags: