Buka Pelatihan Budidaya Hidroponik, Wali Kota Probolinggo Apresiasi Kegiatan Kelurahan

Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi buka pelatihan budidaya hidroponik.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Sebagai langkah untuk meningkatkan potensi pertanian organik berbasis rumah tangga, Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin membuka pelatihan budidaya hidroponik bagi warga masyarakat Kelurahan Triwung Lor di Ombass Kafe Resto.

Pelatihan yang dikomandoi Kelurahan Triwung Lor itu bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Merapi serta mengundang 25 orang perwakilan dari RT, RW, anggota TP PKK, kader opsyandu dan warga dari kelurahan setempat.
Lurah Triwung Lor Iwan Cahyono, Kamis (23/6) mengatakan, beberapa tujuan yang ingin dicapai dari agenda ini. Salah satunya adalah mengoptimalkan budidaya hidroponik untuk skala usaha.

“Memberikan pengetahuan dasar tentang nutrisi hidroponik dan memberikan pengetahuan tentang analisa usaha budidaya sayuran hidroponik,” terang Lurah Iwan.

Apresiasi diberikan oleh Wali Kota Habib Hadi atas terselenggaranya pelatihan ini. Menurutnya budidaya hidroponik ini bisa menjadi solusi untuk mengoptimalkan lahan yang terbatas. “Adanya pelatihan ini tentunya saya mengapresiasi, pada pokmas, lurah dan Kecamatan Kademangan yang terus berupaya menginisiasi untuk membuat kita memahami dan memanfaatkan celah-celah yang ada,” kata Habib Hadi.
Wali kota juga berpesan kepada perwakilan warga Triwung Lor yang mengikuti agenda pelatihan ini agar bisa menjadi pelopor budidaya hidroponik di lingkungannya. “Apalagi dari 25 orang yang hadir, bisa mempelopori lingkungannya, satu blok, satu kampung ini bisa dipelopori,” pesan orang nomor satu di Kota Probolinggo yang berencana akan melakukan monitoring dan evaliasi ke lokasi pertanian hidroponik di wilayah Kelurahan Triwung Lor.

Sebagai pemateri, dihadirkan seorang praktisi sekaligus pemilik Ditara Hidroponik Probolinggo Dini Santi Ikawati. Dalam pelatihan itu, Dini mengulas materi pembelajaran tentang dasar-dasar hidroponik, sistem menanam hidroponik, peralatan yang dibutuhkan, nutrisi tanaman serta penanganan hama pada tanaman hidroponik.

Salah satu peserta, Suwati begitu antusias untuk belajar tentang budidaya hidroponik. Menurutnya meskipun sudah mempraktikan di rumah, dirinya masih mengalami kendala dalam menanam tanaman di media air itu.

“Mau nambah ilmu. Saya pernah ikut pelatihan, berikutnya saya mau tanam bibit sawi, kangkung, bayam merah, selada dan pakcoy, awalnya saya gagal, tanaman kurus, yang mau saya tanyakan tentang cara penambahan media airnya,” terang warga yang juga kader PKK kelurahan itu.

Lebih lanjut Habib Hadi mengungkapkan bahwa budi daya tanaman secara hidiroponik kini semakin diminati di daerah ini terbukti jumlah pembudi daya semakin banyak, terlebih di masa pandemi Covid-19. Pemerintah kota kini berupaya mengoptimalkan lahan yang ada termasuk untuk budi daya tanaman hidroponik.

Karena itu, ia mengapresiasi, karena budi daya ini juga menjadi rujukan pembelajaran bagi pembudi daya baru. Di Kota Probolinggo, budi daya tanaman hidroponik cukup pesat. Sejak 2019 hingga kini terdapat 38 petani hidroponik dengan total 50.000 titik tanam. Diperkirakan, pada 2022 jumlah titik tanam mencapai 100.000 titik. Angka tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Budi daya hidroponik banyak diminati karena harga yang tidak fluktuatif. Dengan demikian, petani hidroponik mampu bertahan, termasuk untuk mendukung pemulihan ekonomi.

“Karena memang masa tanam singkat dan perputaran modal yang cepat. Jadi hidroponik dapat menjadi opsi,” katanya.

Ia mengakui banyak kegiatan budi daya hidroponik di Kediri menjadi lokasi pembelajaran, karena sistemnya yang menarik dan dinilai berhasil. Salah satu lokasi pembelajaran adalah di Komunitas Hidroponik Kota Probolinggo binaan DKPP. Di tempat ini, banyak yang berkunjung termasuk mahasiswa yang ingin belajar tentang budi daya hidroponik, tambahnya.(Wap.hel)

Tags: