Buka Peluang Kapitasi Jatim Jadi Efisien

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo bersama Dirut BEI Tito Sulistio dan Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Hoesen saat meninjau kantor Pusat Informasi Go Publik BEI Surabaya.

Gubernur Resmikan Pusat Informasi BEI di Jatim
Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo meresmikan Pusat Informasi Go Public milik Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jalan Taman Ade Irma Suryani Nasution, Nomor 21 Surabaya, Selasa (29/8). Dengan diresmikannya pusat informasi ini, diharapkan mampu memperluas potensi ekonomi Jatim. Sebab keberadaan pusat informasi sekaligus konsultasi tersebut bisa memberi solusi bagi perusahaan yang ingin menambah modal untuk pengembangan usahanya.
“Pusat Informasi Go Public ini akan membuat peluang kapitasi Jatim menjadi lebih efisien, karena selain perusahaannya mendapat fresh moneydari pasar modalpengelolaannya juga akan semakin profesional,” kata Gubernur Soekarwo.
Menurut dia, layanan informasi tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan yang sudah ikut Initial Public Offering (IPO), tapi juga bagi perusahaan baru yang ingin menjadi perusahaan publik. “Posisi Jatim sebagai hub Indonesia timur memang membutuhkan pembiayaan besar, tapi juga merupakan peluang jika bisa dimaksimalkan apalagi pasarnya mencapai hampir 120 juta orang,” imbuhnya.
Ditambahkan, prioritas Pemprov Jatim saat ini yakni aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada kalangan dunia usaha. Selain itu, yang terpenting adalah memperbesar kapasitas perusahaan yang ada dengan penambahan modal. Hal ini dirasa lebih efektif daripada mencari investor baru karena tidak perlu izin prinsip, terkait urusan tanah dan lainnya. “Dari pada harus mencari investor untuk melakukan direct investment, lebih baik menambah modal perusahaan sehingga prospektuknya lebih jelas,” terang Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Soekarwo.
Di mengatakan, saat ini uang yang beredar di Jatim mencapai Rp500 triliun. Namun ada sekitar Rp360 triliun uang yang ada di masyarakat belum masuk pada industri jasa keuangan. Untuk itu, sosialisasi harus gencar dilakukan utamanya lewat Baitul Maal wa Tamwil (BMT), karena jumlah ponpes di Jatim mencapai 7 ribu. “BMT harus menjadi bagian bridging, sehingga bisa masuk dan menjadi bagian pada pembiayaan kita yang kurang,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur PT BEI Nicky Hogan menyampaikan, tujuan didirikannya Pusat Informasi Go Public adalah agar semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan peluang memperoleh pendanaan. Selain itu, juga untuk mempermudah akses masyarakat Jatim mengakses pendanaan, sehingga peningkatan ekonomi di pasar modal bisa dinikmati semua pihak. “Kehadiran Pusat Informasi Go Public itu diharapkan bisa memperbanyak kehadiran perusahaan dalam memanfaatkan pendanaan dari pasar modal,” harapnya.
Nicky menjelaskan, kontribusi pasar modal terhadap perekonomian nasional semakin signifikan setiap tahunnya. Berdasarkan data yang ada total penggalanangn dana pada tahun 2016 mencapai Rp674 triliun, bahkan sampai Juli 2017 telah mencapai Rp481 triliun. Nilai ini lebih besar dari pada pencapaian 2015 dan tahun sebelumnya.
Sedangkan jumlah total investor hingga Juli 2017 telah menembus satu juta investor, di Jatim sendiri mencapai 71 ribu investor. “Investor Jatim termasuk paling aktif, nilai rata-rata transaksi hariannya mencapai Rp500 miliar dari total seluruh transaksi Indonesia yaitu Rp7,5 triliun,” pungkasnya. [iib.ma]

Tags: