Buka Pola Pikir Mahasiswa Hadapi Tantangan Teknologi

Sejumlah pemateri dari Curtin University memberikan pemaparan di depan ratusan mahasiswa Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Persaingan Sumber Daya Manusia (SDM) membuat Indonesia cukup diperhitungkan untuk terus mengembangkan potensinya. Hal tersebut diutarakan Prof Sambit Datta dalam kuliah tamu di Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya.
Dalam forum tersebut, Prof. Sambit mengupas tuntas mengenai ‘World Class Innovation and Research Commercialisation’. rancangan penelitian dari arsitektur, desain urban dan proyek-proyek warisan budaya. “Kita akan mengeksplorasi kemungkinan rancangan teknologi antar-muka berupa digital fisik” tutur ahli dalam penerapan teknologi komputasi dan digital arsitektur tersebut.
Lebih lanjut ia menuturkan, mahasiswa harus bisa memperkirakan kemungkinan yang terjadi kedepannya. Seperti integrasi sosial, spasial serta rancangan lingkungan yang melibatkan inovasi teknologi. “Saya mengajak mahasiswa untuk berbicara masa depan, karena yang mereka persiapkan saat ini adalah jawaban dari masa depan” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan, mahasiswa harus bersiap dalam perubahan dan menyesuaikan diri dengan berbagai inovasi teknologi. Seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Ada banyak hal yang bisa dikerjakan dengan robot atau mesin dengan hasil yang lebih baik dari manusia. Oleh karenanya, mahasiswa harus mempunyai kompetensi dan potensi yang kuat untuk menjawab tantangan tersebut.
Ia mengatakan bahwa peranan teknologi berkembang sangat pesat. Jika dulunya gelas kaca yang indah, gambarnya, harus melalui proses pembuatan yang rumit oleh pengarjin dengan kemampuan khusus yang dimilikinya, maka berbeda dengan saat ini. Dengan menggunakan teknologi printer 3D, ukiran gelas kaca indah dapat dengan mudah dibuat. “Itu sebuah kemajuan yang luar biasa” sahutnya.
Menurutnya, dunia pendidikan khususnya Perguruan Tinggi (PT) harus memapu beradaptasi dalam kemajuan dan tantangan teknologi. Dosen Curtin University Perth, Australia ini, memaparkan jika pihaknya selalu memberikan pandangan mengenai terobosan teknologi kedepan.
“Kami membayangkan sebuah ‘Kota Pintar’ di mana mahasiswa dapat mengeksplore banyak hal” jelasnya.
Teknologi, lanjutnya dapat diaplikasikan dalam bentuk-bentuk, seperti sensor suhu, cuaca dan lainnya. Tersedia pula imbuhnya seperti tempat hiburan teater, cafĂ© yang bisa berfungsi sebagai tempat pembelajaran, orang-orang bisa tinggal, belajar hingga bekerja di sana. “Kami ingin mengubah PT menjadi sebuah kota, itu yang saat ini kami rancang” katanya
Ia meyakini, bahwa pendidikan d Indonesia juga bisa dalam melakukan terobosan teknologi seperti pihaknya. Diakuinya, ke depan perkembangan teknologi akan membutuhkan berbagai disiplin ilmu, sehingga nantinya mahasiswa bisa belajar dan saling mendukung satu sama lainnya.
Sependapat dengan Prof. Dampit, Josepine yang juga menjadi pembicara forum tersebut memaparkan bahwa era digital bukan saat nya untuk berkompetisi di pendidikan. Pihaknya menuturkan jika sudah saatnya, semua pihak berkolaborasi dengan kompetensi dan keahlian yang dimiliki.
Sementara itu, Associate Proffesor Simon Leunig membuka mata alumni mengenai perkembanga PT dan bagaimana kolaborasi yang selama ini dilakukan oleh pihak Curtin University di Indonesia dan Negara lainnya.
Selain Prof Dampit, dan Josaphine, forum tersebut juga dihadiri oleh Konsulat jenderal Australia di Indonesia Mr. Chris Barnes serta komisioner dan perwakilan dari pemerintah Australia Barat Ms. Jennifer Mathews sebagai bentuk dukungan atas Curtin University Alumni Chapter Indonesia (CUACI) dan kerjasama UKWMS dengan Curtin University. [ina]

Tags: