Bukan Hanya Medsos, Tapi Juga Elite Politik dan DPR

Dari kanan ke kiri Pangi Syarwi Chaniago, Agun Gunanjar lalu moderator.

Penebar Hoax, Fitnah, Adu Domba
Jakarta, Bhirawa
Wakil Ketua MPR RI Agun Gunanjar Sudarso menilai, hiruk pikuk saling serang, saling hina antara koalisi Parpol pendukung Capres 01 dengan lawannya Capres 02, tak menghasil kan hal yng bermanfaat bagi rakyat. Hoax dan fitnah menjelang Pilpres 2019 yng digeber Medsos, para Elite politik, bahkan anggota DPR, justru merusak Demokrasi Indonesia yang telah berjalan di jalur yang benar.
“Sejak reformasi, demokrasi Indonesia sebenarnya sudah berjalan menuju demokrasi Pancasila seperti yang kita inginkan. Namun menjelang Pilpres 2019 ini, demokrasi kita dicemari oleh adanya niat sekelompok orang untuk pecah belah bangsa. Yakni dengan cara adu domba, saling fitnah, atas nama agama dan SARA. Antara koalisi 01 dengan koalisi 02, seperti perang Badar saja,” ungkap kesal Agun Gunanjar Wakil Ketua fraksi Golkar MPR RI, dalam diskusi 4 Pilar MPR RI di pressroom, kemarin(16/11). Nara sumber satunya adalah pengamat Politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.
Agun Gunanjar lebih jauh, menge luhkan sikap pemerintah yang menolak membeayai para Saksi dalam kegiatan Pemungutan Suara Pemilu. Masalahnya, beban beaya dalam kampanye Pemilu, sangat mahal dan memberatkan Parpol. Sehingga para Caleg Parpol banyak yang menanggung hutang, dengan impian jika terpilih, dapat kursi, bisa bayar utang dengan upaya apapun. Inilah asal muasal para pejabat mela kukan korupsi.
“Hemat saya, jika pemerintah mau ikut mendanai beaya kampanye Pemilu, beban Parpol tidak terlalu berat. Dan para kader yang jadi Caleg juga tidak menimbun hutang kanan kiri. Sehingga Caleg yang dapat kursi tidak lagi berfikir, cari dana untuk bayar utang.Tidak korupsi,”jelas Agun
Sementara, Pangi Syarwi Chaniago mempertanyakan, dimana partai Demokrat belajar politik. Sebab sebagai partai oposisi,sikap Demokrat yang tidak ke kanan dan tidak juga kekiri, tidak pernah ada dalam percaturan politik dunia. Menjelang Pilpres 2019, partai Demokrat sudah menyatakan berkoalisi dengan pasangan Capres/Cawapres 02. Tetapi partai Demokrat membebaskan kader nya mendukung Capres/Cawapres 01.
“Sikap mendua seperti ini, tidak pernah ada di Parpol seantero dunia. Di AS, kader Demokrat seutuhnya mendukung Capres dari partai Demokrat. Sebaliknya kader Republik juga harus mendukung penuh Capres Republik. Sikap mendua, yakni mendukung koalisi namun juga mendukung lawan, sangat tercela di AS. Disini aneh. Walau pimpinan partai Demokrat sudah menyatakan berkoalisi dengan Capres 02, tapi pimpinan itu juga mengijinkan kader nya mendukung Capres 01. Bingung kita melihat sikap Demokrat yang menyebut diri partai penyeimbang,” tutur Pangi Syarwi Chaniago. [ira]

Tags: