Bukan Penentu Kelulusan, UN Tak Boleh Diremehkan

Hari Ini, 222.264 Siswa SMK Ikuti UNBK
Dindik Jatim, Bhirawa
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN) jenjang SMK yang digelar mulai hari ini, Senin (2/4), memang bukan lagi menjadi penentu kelulusan. Namun, peserta diwanti-wanti untuk tidak meremehkan ujian tersebut karena sejumlah alasan kuat.
Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman menegaskan, fungsi utama dari UNBK adalah untuk siswa itu sendiri. Karena itu, meski bukan menjadi penentu kelulusan, siswa tetap harus totalitas mengikuti ujian sehingga mendapat hasil yang maksimal. Pemerintah akan menggunakan hasil UN itu untuk melihat capaian hasil belajar siswa. Tetapi siswa, masih membutuhkan nilai UN untuk berbagai kebutuhan.
“Misalnya untuk mendaftar ke perguruan tinggi maupun sekolah kedinasan. Seperti Akpol dan Akmil, keduanya masih menggunakan nilai UN ,” tutur Saiful dikonfirmasi kemarin. Hasil UN, lanjut dia, merupakan nilai otentik dari apa yang telah dikerjakan siswa. Sebab dari segi integritas, UN yang dilaksanakan di Jatim dipastikan terjaga. “Karena kita seratur persen menggunakan UNBK. Baik SMA, MA maupun SMK,” tandasnya.
Disinggung terkait kesiapan, Saiful menjelaskan, seluruh sekolah penyelenggara sudah cukup matang mempersiapkannya. Kendati sempat muncul kendala di awal sinkronisasi pada H-2 UNBK, namun masalah dapat cepat teratasi. “Proses sinkronisasi dipastikan selesai sampai malam hari ini (kemarin). Awal-awal sinkronisasi server pusat sempat mengalami kendala tapi sekarang sudah lancar,” ungkap Saiful.
Sementara terkait pengawasan, Saiful menuturkan tidak ada ketentuan wajib yang harus diikuti sekolah. Dan Jatim, kata dia, sepakat tidak menggunakan pengawas di dalam kelas. Pengawas hanya bertemu peserta ujian saat membagikan daftar absensi dan selanjutnya menunggu di ruang kontrol. Sementara proktor dan teknisi bekerja di ruang server yang masih terhubung dengan siswa. “Jika terjadi troble di tengah-tengah ujian berlangsung, proktor bisa langsung turun menemui siswa. Jadi suasana ruang ujian akan tenang,” kata mantan Kepala Badan Diklat Jatim tersebut.
Sekretaris Panitia UN Jatim 2018 Dr Hudiyono menambahkan, di Jatim sebanyak 1.885 lembaga SMK dengan 222.264 siswa akan mengikuti UNBK. Dari sisi kuantitas, jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun ajaran 2016/2017. Tahun sebelumnya hanya 1.779 lembaga dengan 199.079 siswa SMK. Artinya ada peningkatan 106 lembaga dengan 23.185 siswa.
“Semua persiapan sudah bagus. Tahun lalu Dindik Jatim juga sudah mendistribusikan 800 unit komputer untuk digunakan sebagai ujian. Tahun ini, Dindik Jatim kembali akan menambah 2000 unit komputer,” tutur Hudiyono.
Dari jumlah peserta UNBK SMK se Jatim, Kota Surabaya memiliki jumlah peserta terbanyak, yakni 19.775 siswa. Lembaga penyelenggara sebanyak 104 SMK. Kabupaten Sidoarjo penyumbang kedua terbanyak karena diikuti 13.552 siswa dengan 78 lembaga. Peserta terbanyak ketiga berada di Kabupaten Jember dengan 12.796 siswa yang tersebar di 160 SMK.

Perkecil Resiko, Sebar Unit Reaksi Cepat
Persiapan menyambut Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) telah dilakukan dengan cukup matang. Namun, permasalahan teknis bukan mustahil terjadi di lapangan. Karena itu Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim masih melapisi proktor dan teknisi di sekolah dengan tim unit reaksi cepat.
Kepala Dindik Jatim Dr Saiful Rachman menuturkan, unit reaksi cepat ini tersedia mulai tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Tim dipersiapkan untuk memperkecil resiko teknis yang mungkin terjadi sepanjang UNBK berlangsung. “Help desk kita tersambung langsung dengan sekolah penyelenggara UNBK dan panitia di pusat. Jadi kita bisa terus memantau perkembangan UNBK setiap saat,” tandas Saiful.
Sementara itu, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah Surabaya Sukaryantho menuturkan, cabang dinas sudah membentuk tim help desk untuk lima wilaya. Antara lain Surabaya selatan, utara, timur, barat dan pusat. Seluruhnya terdapat 25 orang yang disebar sebagai unit reaksi cepat UNBK. “Masing-masing wilayah kita tempatkan lima orang unit reaksi cepat itu. Satu orang minimal membawahi 4 – 5 sekolah,” kata dia.
Sukaryantho menjelaskan, unit reaksi cepat ini akan bertugas keliling sekolah untuk memastikan UNBK berjalan lancar. Sehingga help desk tidak berdiam diri di posko dan menunggu laporan masuk. “Help desk berkeliling melakukan pendampingan dan membantu menyelesaikan kendala yang terjadi di sekolah,” tuutur Sukaryantho.
Sukaryantho optimis, pelaksanaan UNBK di Surabaya akan berjalan dengan optimal. Kalau pun terjadi gangguan teknis, tim help desk dan teknisi sekolah diyakininya bisa mengatasi. “Keberadaan help desk itu sudah SOP. Mereka juga sudah dilatih oleh teknisi dari provinsi,” tandasnya.
Disinggung tentang persiapan UNBK, Sukaryantho menjelaskan tercatat ada 41.669 siswa jenjang SMA/SMK masuk dalam Daftar Nominasi Tetap (DNT). “Sejauh ini tidak ada masalah terkait DNT tersebut. Hanya saja ada dua siswa yang batal mengikuti ujian. Satu karena meninggal dan satu pindah ke luar provinsi bulan lalu,” tutur Karyantho.
Secara rinci, UNBK jenjang SMK di Surabaya diikuti 19.117 siswa. Sementara jenjang SMA 20.822 siswa dan MA 1.730 siswa. Untuk jenjang SMK, UNBK akan digelar lebih dulu mulai 2 – 5 April mendatang. Menyusul jenjang SMA/MA, UNBK dilaksanakan pada 9 – 12 April. Masing-masing mengikuti ujian untuk empat mata pelajaran. “Kita tandatangani pakta integritas untuk memastikan komitmen pelaksanaan UNBK ini sesuai prosedur yang berlaku,” pungkas Sukaryantho. [tam]

Tags: